5.31.2013

Kasihan Kuda

Banyak yang berkampanye tentang pengurangan polusi udara. Semuanya untuk lingkungan dan kehidupan bumi yang lebih baik.

Saat saya sedang berjalan di antara kendaraan-kendaraan berasap di sekitar komplek candi Borobudur saya lihat beberapa delman turut mengantri. Saya sibuk menutup hidung berjalan cepat supaya tak terlalu lama menghirup karbon monoksida. Lalu, saya lihat kuda. 

Saya lihat kuda yang berwajah sedih. Mungkin ia lelah membawa manusia-manusia egois yang ingin menembus kerumun benda berasap itu. Mungkin ia lelah berdiri sedari tadi dipapar asap. Mungkin ia rindu kekasihnya yang sedang tidur di kandang. Atau, paku di kakinya hampir lepas? Kuda yang sedih.

Asap-asap kendaraan itu terus menyerang. Kuda-kuda itu tetap menunggu dengan sabar. Saya pikir, pasti kuda masa kini tak pernah sebesar kuda yang dipakai raja-raja masa lalu. Setelah itu, saya pikir kuda-kuda itu pasti tak akan hidup lebih lama. Adakah yang pernah tahu kuda terkena kanker? Saya pikir lagi, bisa saja kuda-kuda itu mengidap kanker karena menghirup karbon monoksida setiap hari dan terkena tetanus karena paku di kukunya menembus kulit. 

Apa kuda bisa kena kanker? Apa kuda bisa terinfeksi tetanus? Apa kuda bisa juling karena pakai kacamata? Apa kuda-kuda itu bahagia? Kasihan kuda masa kini. 

No comments:

Post a Comment

Search This Blog