7.12.2016

Lebaran Digital

Idul Fitri kali ini rasanya berbeda karena banyak hal.

Yang pertama karena tahun lalu mata saya sempat memerah selepas sholat Ied. Mata saya memerah karena menemukan bahwa tidak ada ritual-ritual yang biasa saya lakukan selama 20 tahun terakhir hidup saya di hari Idul Fitri, makan opor dan ketupat, bertemu seluruh keluarga saya, dan sungkeman dengan keluarga. Tahun lalu, keluarga saya baru. Tidak ada opor. Saya tidak kenal dengan orang-orang yang datang ke rumah yang baru saya tinggali selama dua minggu. Saya di sebuah pulau kecil dalam rangka 'mengabdi' karena kebetulan saya mahasiswa sebuah kampus 'kerakyatan'. 

Tahun ini, menjelang lebaran, mata saya sering sekali sedikit berair. Bukan sakit mata, tapi ada orang lain yang tinggal di rumah saya yang baru itu dan saya iri padanya. Ternyata saya rindu pada mereka yang ada di tempat yang jauh itu. Hehe. Sekarang yang saya sebut rumah dan keluarga jadi dua ternyata. 

Pertanyaan yang muncul juga makin kompleks. Bukan hanya "kelas berapa?" tapi menjadi "sudah lulus belum?", "kapan wisuda?", "skripsi sampe mana?", "sekarang sibuk apa?", "pacarnya yang mana?". Ya gampang sih jawabnya, tapi kalau sampe ditanya lima kali dalam sepuluh menit kan capek :) Untungnya masih sering dikira masih SMP. Terima kasih tubuh yang tak meninggi. 

Bayi-bayi yang bertemunya cuma setahun sekali atau kadang dua kali itu juga tiba-tiba sudah lulus SD. Tiba-tiba mereka follow Snapchat saya, atau Instagram. Untung bukan Path atau Twitter. God save my personal lifeee. 

Satu lagi yang baru. Cara mengungkapkan ucapan lebaran. Dulu waktu SD-SMP adalah saat yang penting untuk sedia pulsa di malam takbir guna membalas SMS yang banyak serta menyusun kata-kata lucu atau.....copas ucapan lucu. Beberapa tahun terakhir, keberadaan Facebook dan social media lain memberi tambahan bagi ritual ucapan lebaran, yaitu pasang status atau mention teman rombongan. 

Di tahun ini, rasanya semua itu sudah usang. Yang paling mencolok di tahun ini adalah, ucapan lebaran yang lucu-lucu itu sudah berubah menjadi ucapan-ucapan dalam bentuk visual, bukan lagi teks. Path dengan fitur #pathdaily seolah menguatkan dan mendukung perubahan ini. Kini, siapa saja bisa membuat ucapannya berbentuk visual hanya dengan mengetik #pathdaily. Mengirim ucapan menjadi semudah "share to another chat" kalau mau lebih mudah lagi, bagikan saja di grup niscaya sudah meminta maaf pada banyak orang sekali waktu. 

Saya tahu persaingan di dunia ini semakin berat dari ucapan-ucapan lebaran visual itu. Semua orang bisa melakukan apa saja dengan mudah dan cepat, yang membedakan adalah niat dan kesungguhan. 

Selamat menjalani kehidupan biasa setelah Idul Fitri semoga usaha memaafkannya benar-benar berhasil. 

Search This Blog