10.29.2012

Jogja Kota Imut yang Menggelikan

Banyak hal-hal kecil yang dapat menjadi alasan untuk tetap tinggal di jogja. Banyak pula  hal-hal kecil yang membuat kota ini menjadi cukup menjengkelkan.

Yang tinggal di jogja seumur hidupnya pasti mafhum dengan keadaan ini. Paham dengan begitu sempitnya kota ini. Kota ini sempit? ya, percaya atau tidak meskipun secara geografis Jogja tiga kali lebih besar dari Jakarta, Jogja memiliki lingkaran yang cukup sempit secara sosial. Tinggal di Jogja itu semacam tinggal di desa kecil yang bisa saja rahasiamu tersebar dengan bebas walaupun kamu sudah menyimpannya di sudut paling tersembunyi di kota ini.

Wajah-wajah yang sama atau wajah - wajah yang kayanya-pernah-dilihat hampir selalu ditemukan ketika mengunjungi tempat umum. Hal ini tentu saja berlaku untuk warga Jogja khususnya yang tinggal di Jogja dari TK sampe lulus kuliah. Setiap pergi ke mall, pasti ada paling tidak satu orang yang dikenal, paling tidak tau itu siapa, atau paling tidak pernah bertemu dan menghafal wajahnya, hampir pasti selalu terjadi.

Jelas sajalah, ada berapa mall yang ada di kota ini? Ambarukmo Plaza, Galeria, dan Malioboro Mall. Hanya ada tiga bangunan yang dapat disebut mall di kota ini. Ketika ada orang yang ingin pergi ke mall mereka hanya punya tiga pilihan dan bayangkan saja ada berapa orang yang kau kenal, ketahui,atau pernah-liat yang ingin pergi ke mall dalam sehari. Mereka hanya terbagi dalam tiga kelompok. Ada satu dari tiga peluang untuk menemui teman-teman lain yang ingin pergi ke mall. 

Apalagi yang membuat Jogja terasa begitu sempit? Bioskop! Kota yang super kece ini hanya punya dua bioskop, Empire XXI di Jalan Solo dan 21 di Ambarukmo Plaza. Dapat dipastikan kalau pergi ke bioskop paling tidak ada satu orang yang dikenal atau paling nggak orang yang dapat menimbulkan perkataan semacam, "eh itu kan yang itu? nonton sama siapa tuh? loh bukannya..." atau "tuh tuh, tambah ganteng eh, udah lama nggak liat" sangat mengejutkan bukan kota ini? Kejadian macam itu semakin terasa kalau lagi ada film yang lagi booming, semua orang ingin nonton dan tempatnya ya hanya dua itu, mau apa lagi? 

Kemarin waktu jaman-jamannya ospek, kalau pergi ke toko merah, kemungkinan akan ada orang yang dikenal. Yang jelas, beli barang sejenis. Kalaupun beda, itu warnanya. Lagi-lagi, yang jual alat tulis, kertas, dll yang paling lengkap sejogja raya itu ya cuma Toko Merah. Jogja itu pokoknya nggak serakah deh, punya satu-satu aja udah seneng. semangat kebersamaan banget yah.... dan akan menjadi kota yang bikin kesal sambil bilang Lu-Lagi-Lu-Lagi atau istilah yang jogja banget "ealah, kowe meneh." percaya atau nggak saya sering bilang kaya gitu, atau kadang-kadang "loh kamu? ngapain di sini?" 

Oh ya, setiap ada tempat baru yang terkenal, beda, dan yang jelas orang Jogja sama sekali nggak pernah liat atau pengen banget liat di situlah manusia-manusia jogja akan berkumpul dalam satu periode tertentu. Misalnya saja waktu J.Co pertama kali buka, ya ampun, antrenya mungkin menyamai antrean di pom bensin menjelang kenaikan BBM. Ketika Hoka-Hoka Bento membuka gerai pertamanya di Jogja, juga tak kalah hebohnya warga Jogja ini. Kekuatan mulut orang jogja memang patut diacungi jempol. Bayangkan saja ketika Kalimilk -tempat minum susu paling kece se-Jogja- baru saja buka, Kalimilk seolah-olah menjadi primadona hanya karena promosi dari mulut ke mulut serta dari akun twitter satu ke akun twitter lainnya. Kalau boleh dibilang sih orang Jogja itu "nggumunan", dalam bahasa indonesia artinya mudah kagum. Tentu saja hal ini dipastikan dapat membuat orang yang itu-itu saja di tempat-tempat yang sedang ngetop begitu.

Menelusuri identitas orang di Jogja sangatlah mudah. Tanya saja namanya siapa, sekolah dimana, kuliah dimana, atau kerja dimana. Dua hal itu sangat membantu dalam pencarian identitas beserta kisah-kisah masa lalu orang tersebut. Mudah saja, pasti ada teman yang sekolah atau kuliah di tempat yang sama. Tanyakan saja, "eh,tau si ini nggak? itu kan sesekolah sama kamu.. itu lohh yang rambutnya keriting pake kacamata, cantik tapi" dan seketika akan didaptkan jawaban yang cukup memuaskan hati seperti , "oh iya aku sekelas tuh" atau "aku nggak kenal sih, tau aja, temenku kenal tapi, sahabatan malah". Hal-hal macam ini sangat jamak terjadi di Jogja. Semua orang punya lingkaran yang saling tumpang tindih. Maka ungkapan semacam, "loh kamu kenal dia? dimana?" sangat sering didengar setiap menemui orang baru khususnya yang sama-sama sudah lama menetap di Jogja. Jadi, jangan heran kalau ternyata anda terkoneksi dengan lelaki tampan atau perempuan cantik tidak dikenal yang sedang duduk di sebelahmu, siapa tau itu tetangganya tetanggamu, atau cucu dari pakdenya suaminya tantemu.

10.12.2012

Masih Harus Meneruskan Perjalanan

jalan-jalan sedikit ke blog-blog kakak angkatan. Yang mau saya bilang satu, tulisan mereka begitu berharga untuk dilewatkan. Saya betah saja membongkar blog mereka setelah baru saja terbangun dari tidur saya karena Tita tiba-tiba heboh telpon saya.

Saya segera buka blog saya sendiri dan kemudian menyadari bahwa tulisan saya kadang-kadang nggak mutu, kadang-kadang ingin bermutu, kadang-kadang melankolis, dan tidak begitu produktif. Lalu saya bertanya-tanya mana ide-ide tulisan fenomenal yang pernah nyangkut di pikiran saya? eh, ternyata baru nyangkut saja kemudian hanyut tanpa eksekusi.

ah, tapi ngapain ngaku-ngaku punya ide kalo nggak pernah eksekusi juga ternyata. ide kan letaknya paling jauh dari manapun, sesuatu yang paling tidak bisa diganggu gugat lalu tidak bisa dilihat oleh siapa-siapa kecuali dieksekusi. Jadi, saya sadar bahwa saya masih butuh banyak pembuktian untuk ide-ide saya yang terhanyut di belantara kemalasan saya itu.

10.10.2012

Thailand? When?

Baiklah aku mulai teringat akan satu keinginan yang seharusnya bisa dicapai tapi belum juga segera akan terlaksana. Kapan bisa sampe thailand? targetnya tahun depan, apa daya kekurangan anggota.

kapan bagian ini ditandai?
Cita-cita sih bisa keliling indochina dalam sekali waktu tapi masih nengok-nengok dikit ke dalem isi tabungan. Beli tiket promo ke thailand aja duitnya dielus-elus jangan sampe kabur :') sayangnya nggak ada temen yang mau segera beli tiket ke Thailand-nya, kemudian hilanglah promo-promo itu berterbangan di atas rekeningku yang sedang mengelus-elus duit yang siap terbang ke Thailand.

Kapan bisa nyampe Thailand? trus ngetweet , "@PeachPachara hey! i'm in Bangkok now! meet me at Siam Paragon tonight!" berharap aja malemnya si Peach lagi nongkrong di Siam Paragon :')) ngarep banget loh loh loh.

Oh iya, pengen sih ke Thailand bulan April gitu pas Songkran Festival. Jadi, di hari itu orang-orang bakalan perang air di jalanan. ya ampyyyun astaga, Thailand oh Thailand.

Kapan gue nyampe Phuket. Kapan bisa liat kecenya Phi Phi Island. Kapan paling enggak bisa masuk Madame Tussaud yang di Thailand. Kapan bisa ya? Kapan bisa ketemu Peach Pachara. Kapan bisa nonton kabaret di Thailand nggak cuma kabaret banci di Raminten. Kapan bisa menambah koleksi episode Lost in bla bla bla ku dalam list hal-hal yang bisa ditulis. Kapan tiket Tiger Airways buy one get one free kebeli. Kapan promo air asia kebeli. Kapan rekening Air Asia Saver-ku kepake?

Mungkin duitnya harus stay lebih lama biar mampu keliling Indochina atau malah nyampe Afrika? sabar,nak sabar.


10.05.2012

Hidup Mahasiswa

6 Oktober 2012, 04.12

akhirnya setelah berminggu-minggu mencoba berhenti mengeluh, hari ini datang juga. hari ini keluhanku berhenti? oh, tidak. keluhanku berhasil menyeruak dari dalam otak, merembes melalui pori-pori kulit kepala bersama keringat yang terpancing udara panas malam ini.

Mahasiswa, apakah ini? kemarin saya tidur jam sembilan malam, mahasiswa? tidur jam sembilan malam? Dalam seminggu ini setidaknya saya sudah lima kali mengalah pada diri saya sendiri dan mengantarkan tubuh ke atas kasur dan menciumi bantal sampai pagi. aku memang bukan kupu-kupu alias kuliah-pulang-kuliah-pulang, tapi bukan juga mahasiswa aktif yang melakukan aktivitas berguna. membosankan

Waktu tidurku cukup, tapi bukan berarti tidurku berkualitas. Bagaimana bisa kalau sepanjang malam hanya bisa memimpikan tugas yang tidak terselesaikan dan kehidupan perkuliahan yang tidak kunjung aku cintai. Kampus, kehidupan kampus, menjadi semacam momok mengerikan bagiku. Ada yang salah.

Di akhir kelas 3 SMA aku kerap menyebut kalimat 'Aku ingin cepat lulus' di awal dunia perkuliahan aku sibuk melafalkan 'aku kangen sekolah lagi'. hidup memang kejam,saudara. Ada banyak kekejaman yang lebih kejam dari pemantaian massal di berbagai negara.

Tadi aku bangun jam 2 pagi,mau mengerjakan tugas. Alhasil, ide macet. apa yang harus dieksekusi? aku pengen sambat, aku pengen nangis. Aku nggak salah jurusan serius, aku nggak salah jurusan, secara akademik aku tidak mengeluh sama sekali. Ini adalah ilmu yang aku inginkan, sungguh dari hati yang terdalam. Hanya salah tempat, itu yang terjadi.

Sebenarnya, saat ini adalah pengulangan sistem sosial semasa SMA dulu. Beban sosial dibebankan kepada kami anak-anak ingusan. Sebuah proyek harus diselesaikan bersama sebagai wujud eksistensi, agar ingus kami mengering. aku mau protes? nggak kok, ini hal biasa. sangat biasa, ritme yang sama, aku pernah melewatinya. Ha! anak SMA aja dulu sudah pernah kok, sekarang sudah mahasiswa masih harus mengulang? oh itu saya saja ya? maaf.

kadang-kadang momen aku-kudu-piye sering terjadi. Momen dimana aku bingung harus melakukan apa sebagai mahasiswa yang baik dan benar. Ritme yang terulang seperti di atas berjalan bersama dengan individualisme yang selakyaknya memang harus ada. Itulah yang mebuat aku jungkir balik tak karuan merasakan sensasi sebagai mahasiswa baru yang ingin terjun ke mesin waktu Doraemon. Tapi mungkin minggu ini aku memanfaatkan individualisme yang wajib dijaga ini dengan tidur seenak hati di saat teman-teman yang lain bilang , "aku baru mulai ngamen" dan aku sedang baru-mulai-bobo-di-atas-kasur-empuk. Hidup ini pilihan kan?

Saat aku tidak sadar misuh-misuh sendiri aku juga harus segera sadar untuk bilang bahwa mereka bukan orang-orang yang sama. aku yang menyesuaikan, bukan aku yang memisuhi mereka. Saat aku bilang 'Bisa nggak,sih?' aku juga harus segera bilang, 'oh,maaf ini hal yang nggak semua orang pernah lakukan ya?' 

Jadi mahasiswa itu harus punya pilihan, harus bisa membela kepentingan bersama tapi bisa memikirkan kepentingan individumu dengan leluasa. Itu yang aku pikirkan sebagai mahasiswa baru yang ingin jadi siswa lagi saja kalau bisa. Jujur saja, aku sih memilih berproses untuk SNMPTN lagi, tapi apa boleh buat?

Kita harus berproses,bukan? tapi kadang-kadang ketika kita melakukan proses dan tau apa yang akan terjadi, proses itu akan menjadi begitu memuakkan. Kadang-kadang aku ingin memilih jadi polos agar bisa diberi motif-motif baru lagi. didoktrin lagi. maaf, tapi sulit. doktrin saya yang seelumnya membekas menembus kulit. mengerikan,kan?Jujur saja, saya sih ingin bebas dari doktrin apapun. Sungguh.

Ah, Hidup Mahasiswa Indonesia! Hidup Mahasiswa Sedih! Hidup Mahasiswa Baru! Hidup Mahasiswa yang Ingin Mengeluh! terserah, hidup ini harusnya punya kejutan. iya,kan?

Search This Blog