12.02.2013

Sudah Besar

Dulu waktu aku masih kecil... dan sekarang aku sudah besar. 

Ada berbagai macam hal yang bisa mengindikasikan kalau kamu 'sudah besar', lebih spesifik lagi, 'Sudah-besar-yang-kebingungan-karena-sudah-besar'. 


Ada sebuah masa ketika saya bisa menyebutkan keinginan saya di luar kepala. Ada pula sebuah masa dimana saya sudah lupa apa keinginan saya semenit yang lalu. 


Tadi siang, seorang teman sedang tertawa memandangi gambar tangan yang tak lain adalah hasil permainan ramalan. Permainan ramalan semasa masih menjadi anak SD rajin, kini diulang ketika saya sudah berada pada usia yuk-cepetan-dosennya-bawel. Lalu dengan semangat mengenang masa lalu, saya minta diramal juga. 

"Sebutin tiga gebetanmu!" 
"duh.. aku nggak punya.. siapa ya" 
dan akhirnya hanya diisi dengan 3 inisial nama yang lewat begitu saja di kepala. 

"Mau punya anak berapa?"
"1,2,3"

"Besok kalo nikah honeymoon di mana?"
"hmmm... Raja Ampat, Labuan Bajo, sama... Kep. Galapagos"

"Kamu mau punya mobil apa?"
"Hmm apa ya..."
pun saya tidak tahu dan berakhir dengan petunjuk dari teman-teman saya.

"Besok kalo gede mau jadi apa?"
"Aku mau jadi apa?!?!"
saya yakin, sepuluh tahun yang lalu saya akan menjawab dengan sesuka hati tanpa beban, apa saja profesi yang ingin saya raih. 

Saya akhirnya sadar sedang kebingungan karena ternyata sudah besar. Mau jadi apa? Ketika pilihan-pilihan sudah menyempit dan saya tidak tahu bagaimana menjawab tujuan serta keinginan hidup saya dengan frase-frase sederha. Sesederhana saya sepeuluh tahun yang lalu ketika menjawab "Kamu mau jadi apa?"

Tulisan yang disponsori oleh tugas komnikasi organisasi tentang kepeminpinan yang sayapun tak tahu kepemimpinan macam apa yang ingin saya tulis. 

11.19.2013

Di Banda Neira

Beberapa bulan lalu saya posting tentang Banda Neira. Saya posting tentang lagu mereka yang membuat jatuh cinta pada pendengaran pertama. Iya, lagu yang judulnya Berjalan Lebih Jauh itu.. Yang kata di lirik pertamanya "Bangun.." itu.

Jadi, hampir sepuluh hari yang lalu saya dibangunkan oleh mas Ananda Badudu, separuh dari Banda Neira, di sebuah acara bertajuk Ketapel Nada di FIP UNY. Berjalan Lebih Jauh sejatinya dinyanyikan sebagai lagu terakhir malam itu. Saya yang sudah menunggu ia berkata "Bangun.." sejak mereka membawakan Esok Pasti Jumpa sebagai pembuka segera menutup mata. "Biar serasa dibangunin beneran..," kelakar saya.

Malam itu mungkin adalah salah satu perwujudan dari mimpi jangka pendek saya tahun ini, bertemu Banda Neira. Jujur saja, meskipun saya dan teman-teman nyinyir setengah mati dengan tata panggungnya, saya tak peduli lagi ketika akhirnya Banda Neira mendapat kekuasaan penuh atas panggung usai Aurette and The Polska Seeking Carnival. Ini adalah pertama kalinya saya mendengarkan sebuah lagu dan bertekad kuat untuk bisa menonton musisinya bermain secara live.

 ***

"Kalian wartawan militan ya..," gurau Ananda Badudu dan Rara Sekar malam itu. Faida membutuhkan partner untuk interview dengan mereka, sekalian saya menunggui Butet yang juga interview, alhasil saya beruntung bisa ikut mewawancara mereka di tengah malam itu. Sebelumnya terima kasih kepada partner Faida yang bukan pendengar Banda Neira itu :).  

Sebenarnya saya ragu juga apakah saya boleh menuliskan apa-apa yang saya dapat dari interview malam itu. Lagipula malam itu saya hanya numpang Faida. Mungkin bisa klik di sini dan di sini  untuk ulasan lebih jauh.

Meski terlihat ngantuk dan lelah, mereka berdua masih mau menjawab berbagai pertanyaan. Saya masih tak percaya bahwa lagu yang menyihir saya itu dinyanyikan oleh manusia nyata, terserah saya lah kalau berlebihan. Saya masih ingat bagaimana Ananda bercerita ketika Float menghubungi mereka, "duh, migrain," ucapnya sambil tersenyum. Yang lebih membuat bahagia adalah ketika Ananda menceritakan tentang sedikit proses pembuatan lagu Berjalan Lebih Jauh. Awalnya dia mau menyisipkan kata 'Bhinneka Tunggal Ika' setelah kalimat 'menyelam lebih dalam..'. Setidaknya itu membuat saya bahagia karena ia bercerita tentang lagu pertama yang membuat saya jatuh cinta pada mereka.

Intinya, saya menyebrang jalan sambil lari dan lompat-lompat setelahnya. Terserah saya lah kalau norak. Terserah saya lah, yang penting saya benar-benar 'berjumpa sampai esok' dengan mereka sampai-sampai mereka bilang yang wawancara malam itu 'wartawan militan' karena wawancara sampai jam setengah satu pagi.

***

Oh iya.. mungkin ini akan menodai posting ini. Tapi, terserah saya lah ya.. Jadi, selama menonton konser itu saya menemukan beberapa pick-up line yang nyambung dengan lirik Banda Neira yang dinyanyikan oleh mas Ananda Badudu yang bikin "duh..duh.."

"Dan jika suatu saat, buah hatiku, buah hatimu..." "Buah hati kita kan mas?" -Di Beranda

"Jendela, kursi, atau bunga di meja.." "Mas, itu rumah kita ya?" -Rindu

Yah.. kok kalo diketik garing juga ya.. udahlah ya..


11.07.2013

Teknokom

Kepada saya yang rsanaya sudah begitu lama tidak mengerjakan tugas paper berhalaman-halaman. Kepada kalian yang sudah menyicil tugas paper roro jonggrang ini sejak kemarin hari bersama jin-jin positif dalam niatan anda.

Karena malam ini tinggal jin-jin pemalas yang mungkin sudah tahu bahwa roro jonggrang akan memanipulasi waktu dan menyuruh nenek-nenek peyot di seberang jalan sana menyapu halaman lebih pagi. Karena saya tidak kenal Bandung Bondowoso yang bisa mengerjakan paper dalam semalam. Jadi, saya harus berusaha :))

11.01.2013

Selo

Sesungguhnya yang berkata 'Aku sibuk' itu biasanya lebih selo daripada yang dengan enteng berujar 'Yuk! Aku selo nih.'

Karena orang yang bilang 'Aku selo' selalu mencoba mencari celah-celah kosong untuk dapat menerima segala apapun tawaran yang datang. Entah itu main, tugas, atau apapun.

Teori asal karena saya sedang berada di antara selo dan tidak. Sibuk dan tidak. Pusing dan tidak.

10.12.2013

Kuil Untuk Butet

Hai Butet kupikir aku perlu menjelaskan dimana letak kuilmu. Kuil yang kau tunggu itu, Kuil yang kami janjikan itu. 

Senyatanya aku juga masih belum tahu dimanakah dasar dari kuil untuk dewa sehebat dirimu ini seharusnya dibangun. Di dalam atau di luar bumi aku pun tak tahu.

Jawabannya basi, klise, dan nyebahi. Di hatimu. 

Iya di hatimu. Di otakmu. Kuilnya ada di antara hati dan otakmu. Di tempat yang bisa kau susun sendiri semestamu. Materialnya pakai imajinasimu itu. Yaudah gitu aja, hehehehe. Salam manis untukmu selalu dari yang senyumnya manis sekali menemani mimpi-mimpi indahmu :)

Proses

"yang penting itu prosesnya, hasilnya anggep aja bonus"

Sejak SMA kalimat-kalimat yang karakter utamanya bernama 'proses' itu sering sekali terdengar. Yang jelas waktu itu saya masih sambil lalu saja memahaminya. Saya pikir "ah, tetep aja nyari bonusan dari hasilnya kan." Namun, bertahun kemudian ketika saya sudah diproses dengan berbagai bakteri kehidupan pemahaman saya mulai berfermentasi.

Kemarin Sabtu (11/10) saya beruntung bisa mendapatkan tiket nonton Epic Java di societet. Tiket yang sold out dalam 15 menit itu. Ekspektasi awal saya hanya sampai pada film berisi pemandangan indah Pulau Jawa dan memang benar. Tapi, bagi saya pemandangan indah itu tak lagi  menjadi 'hanya'.

Beberapa hari sebelumnya saya sedang berada dalam produksi sebuah TVC. Meski otak dan tubuh rasanya seperti digilas-gilas pakai penggilas cucian, saya tidak pernah berhenti bersyukur atas penyiksaan itu. Tak perlulah saya sebutkan apa yang menggilas-gilas saya, yang jelas semua hal itu kemudian menjadikan saya kacang hijau yang siap menjadi isi bakpia enak. Itu berarti saya masih perlu melewati proses dimasukan dalam adonan kulit bakpia, dibuat bulat-bulat, disusun di loyang, menunggu oven panas, dipanggang, diangkat, didinginkan, disusun dalam kotak, menunggu dingin, kotaknya ditutup, menunggu pembeli, dan seterusnya.

Kembali kepada 'hanya' yang kemudian hilang di Epic Java ketika saya menontonnya. Proses pengambilan gambar Epic java dengan proses yang beberapa hari lalu saya lalui hampir sama. Bedanya proses yang baru saja saya lalui hanya 10%-nya dan mereka melewati yang lebih lelah, rumit, dan lama. Sepanjang film saya hanya bisa menganga pada ombak yang bergulung, pada gerombolan burung yang mengelilingi batu karang, pada bintang yang berkelip, pada kendaraan yang berlalu cepat, pada awan-awan yang bergerak, dan pada segala yang biasanya kita lihat dengan mata telanjang. Kalau saya tidak digilas dalam proses beberapa hari sebelumnya mungkin saya tidak akan menganga selebar itu. Proses yang saya lalui kemudian membuat film itu menjadi lebih indah dan tentu saja proses yang mereka lalui itu membuat filmnya menjadi lebih indah berkali lipat. Saya kemudian tahu mengapa behind the scene film itu diputar lebih dulu.

Galih Mulya Nugraha, Scriptwriter Epic Java berkata, "Kami menjadikan penonton sebagai tokoh utama dalam film ini, jadi jalan ceritanya ditentukan oleh penonton sendiri." Jadi, gini mas Galih, habis saya nonton filmnya saya jadi makin sadar kalo proses itu segalanya, hasil itu pasti ikut maksimal kalau prosesnya maksimal :))

Maksud saya, proses yang terbaik itu yang dilakukan dengan ikhlas lho. Kalau cuma mentingin proses yang susah dan bilang, "eh ini bikinnya susah lho, jadi ya terima aja hasilnya, yang penting bikinnya udah susah," itu namanya menyerah, parah, bikin gerah.

Ya sudah baiklah, yang jelas saya bersyukur berkali-kali atas minggu-minggu yang membuat saya dapat banyak ilmu meski saya sampai tersengal-sengal dan sempal. Saya masih perlu banyak langkah untuk menjadi bakpia enak. Selamat berproses meski keringat menetes-netes :)) Jangan sampe stres, hasilnya pasti nyessss.

Maaf ya tulisannya jelek, kalau cucian, saya ini masih harus digantung di jemuran setelah beberapa hari lalu digilas-gilas seperti cucian kotor. Terima kasih atas gilasan berharganya, semua yang telah berproses bersama saya pada segala hal selama ini ya! Semoga tulisan saya membaik hihihi

10.07.2013

Ngeplak

Aku lagi pengen ngeplak orang. Kalau ditulis di twitter nanti orang-orangnya paham kalo mereka keplakable. Jadinya males deh. Kan nggak baik untuk kesehatan pertemanan, tapi ya gimana -_- aku pikir mereka nggak baca blog ini juga. cuma orang keren yang baca blog ini, kalau kamu baca blog ini berarti aku nggak pengen ngeplak kamu. Yaudah gitu aja.

9.27.2013

Hilang

Seminggu ini saya tidak di rumah. Kemana saja? Dunia maya.

Saya masih ingat ketika masih harus berebut kabel internet untuk terkoneksi pada dunia asing itu. Sebuah interaksi nyata dibutuhkan untuk sekadar menagih hak terkoneksi pada ilmu pengetahuan virtual itu. Pun saat itu kebutuhan saya tak lebih dari mencari eksistensi di dunia nyata melalui dunia maya, terkoneksi dengan teman. Kegiatan itu hanya sekadar selingan serupa menonton televisi, serupa menanam sayuran di kebun belakang rumah, serupa melipat selimut dan menyusun ulang barang berserakan di meja belajar.

Seminggu terakhir ini eksistensi saya tak lebih dari benda terdiam di depan meja dan layar perangkat digital. Masa ketika saya tak tahu apapun yang berjarak kurang dari sepuluh meter dan tahu segala apa yang terjadi bahkan di ujung benua sana. Ketika pandangan saya hanya dibingkai oleh sebuah layar belasan inchi.

Bahkan saya tak pernah merasa pulang seminggu terakhir ini. Apakah ini adalah saat remaja seumuran saya pergi dari rumah dengan caranya masing-masing? Jauh di seberang benua sana, mereka yang berumur sama dengan saya sedang mengawali perjalanan mereka keluar dari rumah. Mungkin ini adalah cara lain yang memiliki pengertian hampir sama.

Tulisan ini adalah wujud rasa bersalah saya atas keberadaan saya di rumah akhir-akhir ini. Saya yang pulang secara nyata dan pergi lagi ke dunia maya. Saya yang terbangun di pagi hari dan tidur lagi di malam hari dengan rutinitas sama.

mengerikan sekali diculik alien. alien dari dunia maya. Tapi saya butuh, ya mau apalagi~

8.30.2013

Keren

Aku harus keren.
Aku harus keren.
Aku harus keren sampai membuat orang-orang keren bilang aku keren.
keren kan.
Aku harus keren kaya mas-mas keren itu.
Aku harus keren kaya mbak-mbak keren.
Pasti keren.
Aku harus keren beneran.
Jadi, aku nggak usah pura-pura keren biar dibilang keren.
Soalnya, pura-pura keren itu nggak keren.

Aku lagi nggak keren sekarang.
Soalnya aku lagi galau. Galau yang keren.
Aku galau pilih jalan menuju keren.
Jalur keren mana yang kupilih?
Aku pasti keren kalau sudah bisa pilih satu.

8.25.2013

Atlantis




Liburan saya sebentar lagi berakhir. Berakhir bersamaan dengan semakin menumpuknya rencana-rencana yang gagal. Rencana-rencana yang turun tingkatan menjadi wacana. Dalam hal ini wacana sesuai dengan Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) yang paling sesuai adalah; pertukaran ide secara verbal. Jadi, rencana-rencana itu hanya terjadi dalam sebuah percakapan.

Wacana-wacana terakhir menyadarkan saya mengapa pacar itu dibutuhkan. Setidaknya saya menemukan sebuah alasan logis kenapa seseorang membutuhkan seorang kekasih. Dalam kasus ini, membuat janji dengan satu orang lebih mudah dibanding harus memaksakan untuk pergi bersama lebih dari satu orang. Ketika pergi berdua adalah sebuah keanehan maka wacana-wacana itu memiliki presentase kegagalan yang semakin tinggi. Alasan ini pula yang terkadang membuat saya memilih pergi sendirian tanpa mengajak siapapun jika sedang malas kecewa.

"besok bisa nih, yuk"
"ajak siapa aja?"
"bla bla bla"

setengah jam kemudian.......

"bla nggak bisa nih"
"oh yaudah sama bla bla aja"
"eh taunya bla nggak bisa jam segitu"
"duh aku bisanya jam segitu"
"ya ampun, bla nggak jelas nih.."
"hmmm.. yaudah berangkat aja, biar bla nyusul"
"yaudah deh nggak jadi aja ya.. pada nggak bisa"

die! x| you need a boyfriend or a girlfriend. Or a bestfriend that is okay to go without anyone but you.

Sesuai dengan pengalaman, untuk mengumpulkan sedikitnya lima orang untuk berlibur (yang memiliki kegiatan berbeda dan berkuliah di tempat yang berbeda-beda) dibutuhkan kurang lebih 2 minggu untuk menentukan tanggal, tempat, dan rencana perjalanan. Sungguh, merencanakan perjalanan lebih melelahkan dari perjalanan itu sendiri. Butuh berkali-kali bertemu, berjam-jam berdiskusi di dunia maya, berentetan mention jamaah, berkali-kali konfirmasi, berkali-kali meyakinkan bahwa keinginan semua orang terpenuhi, dan berkali-kali lainnya. Belum lagi orang-orang yang membatalkan di detik terakhir.

Baiklah, penjelasan tadi mungkin terasa berlebihan, tapi memang begitu adanya kan? Ketika semua orang hanya berkata, "aku terima jadi aja deh," maka itu berarti "aku terima batal aja deh." Maka selain membaca bismillah, berkatalah "jangan cuma wacana, harus jadi ini" kadang membantu untuk mewujudkan sebuah rencana.

Kali ini liburan saya sudah berada di titik penghabisan. Semakin banyak tanggal yang tidak bisa saya luangkan untuk rencana-rencana tersebut. Maka, bagi para pewacana itu, saya hanya bisa mengusulkan sebuah destinasi menarik. Atlantis.

Atlantis, sebuah benua yang bahkan lokasinya masih menjadi perdebatan. Maka, atlantis adalah tempat yang sangat pas untuk para pewacana. Selamanya mereka bisa terus berwacana untuk pergi ke atlantis yang tidak akan pernah terlaksana hingga keberadaan Atlantis benar-benar ditemukan.

7.31.2013

Beb

this post contains unimportant things. please stop reading this if you're not in the middle of a boring holiday. 


Beb.

Beb, berangkat jam berapa?
yang bener beb?
mau kemana beb?
ya nggak gitu dong beb.
aku mau pergi nih beb.
ntar kabarin aku ya beb.
kamu dimana beb?
makasih beb :*

iya beb. yaudah sih beb. gitu aja deh beb. bosen nih beb. 
terus katanya mau liburan beb. oh ga jadi beb? yah terus aku sama siapa dong beb?
yah beb, ajakin liburan dong. bosen nih beb. beb? 

beb. kok aneh banget sih pake beb. kita kan nggak pacaran beb. oh iya beb. tapi yaudah sih beb.
biasanya juga gini sih beb. liburanya diomongin lagi yah beb.

apaan beb. ini aneh banget beb. kenapa b e b. kenapa beb? ada lainnya b, e, dan b gak sih beb? 

7.26.2013

Jelly

kadang-kadang saya bertanya kenapa mereka seperti jelly

jelly yang belum selesai mengeras
jelly yang terlalu banyak air
jelly yang dicacah dengan garpu.

7.19.2013

June, 24th.

tetiba sudah lama sekali dari tanggal di atas. Lalu saya belum sempat bercerita tentang satu hari yang paling membuat saya terperangah tak ada habisnya di bulan Juni. Jadi, saya sempatkan sekarang.

Ceritanya umur saya bertambah hari itu. Baru tahun ini saya hampir-hampir lupa bahwa saya bertambah usia di tanggal 24 Juni. Ketika baru saja sampai rumah dari kampus sekitar jam 12 malam setelah menunggu teman-teman saya yang pergi ke percetakan untuk (katanya) mencetak tugas saya membuka laptop dan teringat saat Uci menyapa di skype dan mengucap selamat. Padahal di Twitter saya malah heboh membahas tentang blog selo wabah bawang. Dengan nyawa yang tersisa saya membalas ucapan di twitter hingga terkantuk-kantuk.

Ucapan-ucapan mengejutkan datang bersama mereka yang memention di twitter. Sungguh, sejak menit pertama hari itu, kejutan telah datang. Ucapan-ucapan yang memiliki dua balasan, satu di twitter kepada orang tersebut, satu lagi di skype kepada teman saya dengan capslock berisikan komentar-komentar yang tak mungkin saya sampaikan kepada si pengirim ucapan. Sejak menit-menit pertama itu, saya sudah tersenyum akan orang-orang di sekitar (timeline) saya itu. Jujur saja, selama ini ulang tahun saya terlewati begitu saja, tapi kali ini sejak menit awal sudah mengajak saya lihat-lihat sambil senyum sebentar.

Ketika matahari terbit dan saya membuka mata, niat pergi ke kampus lebih awal untuk mengerjakan tugas di perpus sudah terbangun kuat. Orang-orang di rumah saya nampaknya santai-santai saja tak peduli dengan hari itu. Toh saya juga tidak terlalu mengharap apa-apa, malah cenderung senang mereka lupa jadi tidak usah bingung harus berekspresi apa kalau diucapkan selamat. Sampai akhirnya ketika semua orang sudah pergi, adik saya heboh ketika membuka facebook (iya, dia bahkan ingat via facebook) bersama sepupu saya. Kehebohannya berujung pada sambungan-sambungan telepon ke mama, papa, eyang, om, dan seluruh keluarga yang bisa ia hubungi. Saya hanya diam saja.

Hingga sekitar pukul sepuluh, saya masih berkutat mengerjakan tugas di dalam kamar dan batal ke perpus. Adik saya masih heboh ke sana kemari entah apa lagi. Sepupu saya terlihat lebih adem ayem bilang selamat lalu main game. Eyang saya tiba-tiba telpon, om saya juga, mama saya juga, papa saya juga, semuanyalah. Tiba-tiba ada yang datang, tapi saya tetap terus mengetik tugas. Sepupu saya masuk dan hanya bilang, "nggak tau tuh orang nggak penting," dengan wajah datar. Karena penasaran saya buka pintu kamar yang baru saja ditutup paksa oleh si adik yang kebakaran jenggot itu. Lalu ia malah marah-marah dan dorong saya kembali ke kamar. Saya sudah paham, tapi pasang wajah clueless. Beberapa menit kemudian Mama dan Papa saya membuka pintu kamar sambil membawa kue ulang tahun dan mengucap selamat ulang tahun. That awkward moment.




Setelah prosesi tiup lilin, potong kue, dan foto-foto semuanya kembali ke aktivitas masing-masing dan saya siap pergi ke kampus. Sampai di kampus saya parkir di basement dan berjalan dengan tenang-tenang saja menuju tangga, naik ke permukaan tanah.  Sinar matahari mulai menyinari kepala dan juga memperjelas pandangan. Beberapa anak tangga kemudian, saya mengeluarkan kata-kata yang tidak dapat ditafsirkan sambil setengah berteriak, terkejut, tertawa, hampir menangis, dan menutup muka ketika beberapa orang melirik ke arah saya. Sebuah banner berukuran sekitar 2 x entah berapa meter menggantung cantik di tengah kampus, di atas jalan menuju kantin, segaris hampir lurus dari tangga basement, dan segaris lurus dengan tangga sansiro. Saya melihat wajah saya tersenyum, besar sekali di atas sana dengan kaki yang sudah berubah jadi sirip ikan. Saya hanya bisa lari-lari sambil tutup wajah dan kebingungan sendiri. Apa yang harus dilakukan ketika foto cantik yang sesungguhnya aib dipajang dengan ukuran raksasa begitu?

@ultrabells
Bodohnya saya malah lari ke kantin dan makin bingung karena tidak menemukan siapapun yang bisa saya hakimi. Akhirnya saya berlari lagi ke kelas setelah ingat tujuan awal untuk menumpuk tugas. Sepanjang jalan ke kelas, beberapa orang memberi selamat dan saya tidak tahu harus malu atau bagaimana. Saya paham siapa yang melakukan ini semua. Sebelum naik ke kelas, saya sempat bertemu mas Bisma yang masuk dalam daftar pelaku, ia hanya pasang wajah tak berdosa sambil mengucap selamat. Saya hanya bisa teriak-teriak sambil menutup wajah. Sesampainya di kelas, Tita segera berlari saat melihat saya. Butet dan Faida hanya senyam-senyum melihat saya teriak-teriak heboh mengutuki hasil pekerjaan mereka walaupun sesungguhnya saya terharu, tapi saya malu juga. Bayangkan, dari lantai dua saya dapat dengan jelas melihat senyum itu, senyum saya sendiri. Rasanya malu sekali, baru kali ini saya merasa malu yang tiada habisnya.

Ironisnya, semalam saya pulang hampir tengah malam selain menunggu cetakan tugas, ternyata saya juga menunggu cetakan banner itu. Ditambah lagi mereka meminjam flashdisk saya untuk menyimpan file-nya. Oke, saya sudah tidak bisa lagi mengungkapkan bagaimana ke-awesome-an teman-teman saya ini. Bahkan setelah banner-bya berhasil saya copot dengan paksa mereka masih memfoto saya dan membuat fitnah bahwa saya yang pasang banner itu sendiri. 

Ujung dari banner kontroversial itu adalah beberapa orang yang beberapa hari kemudian masih mengucapkan selamat sambil senyum-senyum. Foto banner itu kemudian disebarkan oleh salah seorang kakak angkatan di Bul. Alhasil, beberapa orang di Bul memanggil saya 'Duyung' sampai yang belum pernah tahu nama saya sekalipun. Beberapa waktu yang lalu tiba-tiba ada seorang mas-mas di Bul yang bahkan saya belum pernah kenalan berkata, "hei, kamu yang duyung itu kan?" lalu saya hanya senyum-senyum sambil tidak tahu harus jawab apalagi. Temannya lalu tanya, "duyung opo e?" dan ia hanya menjawab, "coba cek grup whatsapp." Saya hanya bisa berlalu tanpa berkata-kata....jadi sudah begitu jauh tersebarnya.....

Sesungguhnya saya tidak tahu harus berekspresi apa untuk banner istimewa ini. Kalau dibilang senang, tentu saja senang teman-teman saya begitu selo melakukan ini semua. Jujur saja saya jarang dapat surprise-surprise macam ini saat ulang tahun. Di sisi lain, saya yang jarang malu ini hari itu merasa sangat malu dan memilih menyibukkan diri mencetak berbagai hal untuk pameran daripada berlama-lama di kampus. Sungguh-sungguh, akhirnya saya punya perasaan malu yang amat dalam karena biasanya saya tidak pernah semalu ini. 

Esok harinya, selesai display foto pameran di YAP square, mereka masih belum puas mempermainkan saya. Tetiba saya sudah tak bisa bergerak dan tak bisa membuka mulut. Ya, saya akhirnya tau bagaiamana rasanya menjadi kecoa yang terbalik dan tak bisa kembali. Mereka mengikat tangan dan kaki saya, menggeletakan saya begitu saja di rumput yang bikin gatal lalu menyiram saya dengan air. Saya pun berguling dan sulit kembali, kini saya peduli dengan para kecoa. Dan, saya semakin tak paham dengan kepedulian teman-teman saya itu :') 

Terima kasih ya teman-teman yang begitu kejam mempermainkan harga diri saya. Semoga hasil keseloan kalian membuat saya cepat bertemu dengan jodoh idaman yang tampan rupawan dan jutawan. Maafkan saya yang terlalu lama memposting ini...karena sesungguhnya semua sudah terposting di benak saya yang terdalam. Semoga kalian mendapat balasan kebahagiaan dengan cara yang setimpal! Lihatlah betapa mereka mengidolakan saya.

Tita

Faida

Butet

Mas Bisma

Terima kasih ya teman-teman! Semoga Tuhan membalas keseloan kalian semua :') Aku seneng kok, tapi.....ya sudahlah. Aku senang kok! muah :*

7.16.2013

Zombie

Ini liburan dan tidak seperti biasanya saya merasa seperti zombie. Di hari-hari biasa saya pikir menjadi zombie adalah ketika semua pekerjaan datang di saat yang sama dan malam menjadi lebih panjang karena tidak banyak tidur. 

Anehnya, liburan ini saya sedang tidak berhasrat untuk pergi ke luar dari Jogja, entah apa yang merasuki saya. Pun saya tidak merasa sedih ketika saya tidak tahu akan melakukan apa. Apa ini artinya saya sudah mulai terbiasa menjadi pengangguran? Saya harap tidak karena itu berbahaya. Mungkin juga karena ini bulan puasa sehingga membuang-buang waktu terasa sangat sah. Entahlah. Setahu saya, saya bukan tipikal orang yang suka bangun pagi, namun juga bukan orang yang tidak menyesal sama sekali ketika menghabiskan lebih banyak waktu untuk tidur. Akhir-akhir ini  saya membiarkan diri saya tidur begitu saja. Ada yang salah. Entah kemarin saya terlalu lelah dan butuh ketenangan atau saya yang lupa diri. 

Lupa diri. Lupa dengan diri saya beberapa langkah ke belakang. Ada yang salah. Lalu saya merasa seperti zombie yang lupa diri, lalu berjalan entah ke mana dan tidak tahu apa yang dilakukan. Saya butuh membumikan pikiran saya supaya tidak melayang-layang dan mengarahkan diri saya ke arah yang... saya juga tidak tahu ke mana. 

6.14.2013

Jalan-Jalan

Bagi saya, jalan-jalan adalah salah satu proses detoksifikasi. Bagi yang lain, jalan-jalan ke tempat yang jauh adalah sebuah peningkatan harga diri. Ada lagi yang menganggap jalan-jalan adalah hal yang sifatnya tidak wajib, bahkan asing. 

Kapan terakhir saya jalan-jalan? kapan ya? Minggu ini adalah yang terparah karena jalan-jalan terjauh adalah jalan-jalan ke perpustakaan, mengerjakan tugas yang tak kunjung usai. Duh, saya seperti anak rajin ya? Ah, tidak karena sebagian besar sisanya saya gunakan untuk melakukan hal yang tidak produktif. 

Kenapa saya menulis tentang jalan-jalan? Karena saya hanya ingin jalan-jalan, yang jauh. Tidak jauh secara jarak tidak apa, membuat saya 'jauh' sejenak saja sudah cukup kok. Ini kode untuk mengajak orang jalan-jalan sebenarnya, siapa saja, dua minggu lagi saya punya dua bulan selo kok. Oke kak? ditunggu jalan-jalannya asal sesuai sama situasi dan kondisi saja. 

---

Oh iya, ini hari terakhir 31 hari menulis. Program yang sangat luar biasa. Luar biasa karena bisa membuat setidaknya 57 orang pesertanya menulis setiap hari dengan kesadaran penuh. Entah kesadaran untuk terus konsisten menulis atau kesadaran demi terhindar dari denda. Luar biasa karena membuat saya bingung ketika internet mati dan beberapa menit lagi pukul dua belas, tidak bisa diingkari bahwa 20ribu rupiah itu terlalu berharga untuk hilang hanya karena malas menulis. Luar biasa karena ini adalah bagian dari jalan-jalan juga ternyata. Luar biasa karena seolah menggali bakat-bakat yang membuat saya makin semangat untuk belajar menulis lebih baik lagi. Luar biasa karena bisa membuat banyak orang bilang, "cepetan ya, aku mau pulang, belum posting nih." Intinya, program yang dicetuskan oleh mas Awe ini hebat sekali, semacam bulan ramadhan, menahan nafsu untuk malas menulis. Dadaaaaaaah bang Wiro, sampai jumpa tahun depan! Syukurlah kapakmu tidak pernah menyerang 20ribu-ku. Saya nggak ngerti lagi mau tulis apa untuk posting terakhir ini karena saya nggak nyangka 31 hari itu cepat ya..............semoga saya masih terus rajin menulis ratusan hari ke depan. Amin. 

6.13.2013

Tiba-Tiba

Tiba-tiba seperti bintang jatuh
Bintang itu jatuh di kaki saya
Saya lupa mengucap harapan
Jadi saya diam saja
Lalu bingung.

Sekarang masih bingung
Tiba-tiba seperti bintang jatuh
Ujungnya menusuk jemari
Berkilauan seperti kunang-kunang nyaris mati

Kunang-kunang nyaris mati
Tiba-tiba seperti bintang jatuh
Ternyata dia hidup lagi
Oh, ternyata ulah ibu peri

Ulah ibu peri
Tiba-tiba seperti bintang jatuh
Ini semua ulah ibu peri
Saya tak tahu kenapa pergi kemari

Ibu peri
Beritahu caranya kembali.

6.12.2013

Ombak

banyak sekali yang kini suka mengetik pesan dengan tanda '~' ini. Saya juga sebenarnya nggak paham apa esensi dari tanda ~ini. Hanya saja, tanda itu begitu ngetren menggeliat dimana-mana,di timeline, di sms, di bbm, di apa saja deh. Kemudian saya simpulkan bahwa tanda itu adalah tanda bahwa pesan yang disampaikan itu kesannya santai dan nggak jutek. Jadi misalnya saja ya sms begini:
Eh kamu ke sini dong
Nah, itu bisa diartikan berbeda-beda. bisa saja kalau orang yang baca sedang sensitif ia akan mengira si pengirim pesan sedang marah, tapi kalau begini:
Eh kamu ke sini dong~
Itu bisa berarti bahwa dia mengirim pesan itu santai saja seperti sedang di pantai di bawah nyiur melambai.

Tanda ombak itu bisa juga digunakan untuk menghemat karakter. Misalnya mau berkata "kyaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa" duh, kan pegal sekali kalau hapenya bukan qwerty. Maka dari itu, lebih baik pakai huruf 'a' secukupnya sehingga "kyaaa~" itu artinya bisa sama.

yang jelas tanda ombak ini ~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
akan menimbulkan kesan yang santai dan sejuk di dalam pesan singkat anda. Tanda ombak ini merepresentasikan sebuah ketenangan di pinggir pantai bersama angin sepoi-sepoi,nyiur melambai, dan ombak yang bergulung. syuuuuu~~~

Karimun Jawa, Desember 2012.
Oh iya kalau mau tahu sebenarnya itu apa,coba googling. Ada kok di wikipedia~

6.11.2013

Banda Neira

Tadi sore saya sedang berniat mengerjakan salah satu tugas UAS. Karena sedang niat, maka saya juga mencari lagu apa yang pas untuk menemani mengerjakan tugas supaya makin semangat. Saya kemudian ingat akhir-akhir ini saya sering sekali dengar tentang Banda Neira, pernah sesekali dengar lagunya juga, tapi saya belum begitu memperhatikan. Saya putuskan untuk mengetik Banda Neira di tab search Soundcloud.

Saya klik 'play' di lagu Terus Berjalan. Saat intro sudah mulai, saya mulai mengetik lagi. Kemudian... Mbak Rara Sekar dan Mas Ananda Badudu bernyanyi "Bangun..Sebab pagi terlalu berharga 'tuk kita lewati dengan tertiduur." Saya seketika bagun dari tumpukan kata-kata di tugas saya dan... lagu ini sudah membangunkan sejak baris pertama. Selanjutnya saya hanya bisa ber-kyaaaaa~ dan mematung mendengarkan liriknya.

Sungguh-sungguh Banda Neira.. Liriknya seindah Pulau Banda Neira. Saya memang suka pada segala ungkapan tentang bangun pagi karena bagi saya ungkapan tentang bangun pagi adalah yang paling bisa saya rasakan. Meskipun saya sering sekali bangun siang, tapi saya suka pada ungkapan 'Kalau bangun siang nanti rejekinya dipatok ayam' karena itu membuat saya semangat ketika harus bangun pagi. Oh iya, ungkapan tentang bangun pagi membuat saya merasakan suasana pagi yang menyenangkan, entah mengapa.

Dan 'Terus Berjalan' ini lebih dari sekadar ungkapan bangun pagi. Bangun sebab pagi terlalu berharga tuk kita lewati dengan tertidur. Bangun sebab hari terlalu berharga tuk kita lalui dengan bersungut-sungut. Benar-benar, sungguh-sungguh, sangat-sangat ini adalah lagu moodbooster paling hebat yang saya temukan hari ini.



Oh iya satu lagi yang saya suka.



Dan kawan 
Bawaku tersesat ke entah berantah
Tersaru antara nikmat atau lara
Berpeganglah erat, bersiap terhempas
Ke tanda tanya

Banda Neira, saya jatuh cinta pada semua liriknya. Menambal, menyulam, menghindari karam. Berangkat di atas kapal kertas.

Saya belum terlalu terlambat untuk baru mengenal Banda Neira. kan?

6.10.2013

Kenapa

Saya sudah berniat untuk membuat posting tentang saya yang sering marah akhir-akhir ini. Sayangnya Tita sudah posting duluan nih. Huh! Saya mau marah-marah lagi sajalah. Nggak paham deh kenapa saya dan Tita sering sekali berpikiran sama, kadang-kadang berkata hal sama di waktu sama. Huh! Saya marah-marah lagi sajalah.

Katanya kalau marah membuat cepat tua. Maka dari itu saya marah-marah, supaya terlihat agak tua. Saya sering dikira anak SMP sih. Iya, beneran deh begitu. Silakan aja marahin saya kalau nggak percaya. 

Sebenarnya sih saya juga nggak tau kenapa sering marah-marah akhir-akhir ini. Duh, kenapa ya. Mungkin karena cinta saya nggak berbalas. Kalau nggak dibalas yaudah sih balas sendiri aja, saya sih males ya susah-susah nunggu balasan. Yaudah terserah saya kan, nggak usah marah gitu sih. 

Baiklah, sesungguhnya saya juga nggak tahu kenapa sering marah-marah. Saya ingat kemarin saya marah-marah sendiri waktu nge-LO performer untuk acara ulang tahun Bul. Rasanya sebal sekali hanya karena dia meralat sms saya yang typo. Iya, cuma begitu. Saya jadi males ngurusin mereka padahal mereka juga nggak kenapa-kenapa habis itu. Maaf ya performer yang melihat wajah masam saya. Saya juga nggak tau kenapa saya begitu emosional mungkin kaki saya pegal. 

Saya juga kadang-kadang pengen marah-marah sendiri kalau ada orang banyak tanya. Maaf ya Tita, pertanyaanmu memang tidak banyak, hanya satu, tapi diulang. Tapi jangan takut untuk tanya-tanya sama saya kok. Beberapa hari ini saya sedang berusaha untuk mencoba mengurangi sedikit-sedikit kesal yang ada di hati. Sungguh, saya juga nggak tahu kenapa. Ini mungkin salah satu efek dari kegalauan pemilihan konsentrasi kemarin. 

Saya bukan mbak-mbak labil yang ngakunya bipolar kok, bukan kok serius. Saya juga nggak tahu, rasanya ingin sekali menerkam orang yang kelakuannya agak menyimpang sedikit di sekitar saya. Duh mbak jalan yang bener dong. Dih, ini mas-mas mandi gak sih. Dek please ya nggak usah berisik. Beberapa waktu saya ingin sekali memusnahkan dunia, tapi buat apa saya juga nggak tau. Saya juga nggak ingin menguasai dunia.

Duh, maaf ya yang beberapa hari terakhir saya marahin. Saya memang sungguh-sungguh ingin 'ngeplak' orang, nggak tahulah kenapa. Mungkin kepala ini sudah sesak menyeruak sampai ingin 'ngeplak'. Ah, nggak bener nih saya cari-cari alasan. Kalau memang dasarnya aneh mau marah-marah ya marah aja kan ya? Nggak usah cari-cari alasan deh. Iya. 

Kalau banyak yang tanya, "Sri kamu kok keliatan bahagia terus sih?" ya mungkin beberapa hari terakhir adalah jawaban dari pertanyaan yang tadinya retoris itu. Saya nggak selamanya mringas-mringis, ketawa-ketiwi,cengengesan juga kan ternyata. Yah, setidaknya saya membuktikan bahwa saya normal-normal saja selama ini. Bersyukurlah yang sempat kena marah, berarti sudah dapat bukti nyata kalau saya normal kan. 

6.09.2013

Butet

Saya benci Butet.

Saya benci Butet karena dia terlalu awesome. awesome-nya pakai huruf besar ya, AWESOME! sejak kemunculannya sebagai peserta event tahunan paling kece se-Komunikasi UGM, 31 Hari Menulis, kini ia menjadi tenar bak aktris opera sabun. Pun saya tidak akan menyangsikan kepantasan dirinya untuk menjadi orang tenar karena tulisannya.

Duh, saya harus bilang apa lagi selain, BUTET KAMU KEREN BANGET! saya sampai rela memberi posting hari ke 26 ini untuk dirimu. Sudahlah tidak perlu pakai kata yang mendayu-dayu untuk bilang bahwa kamu keren sekali Butet!

Titah Asmaning Winedar. Saya suka sekali sama tulisanmu. Jangan tanyakan saya suka tulisanmu yang mana, saya suka semuanya. Saya benci sama tulisanmu, terlalu sering membuat saya terperangah. Maka dari itu saya harus membuat sekte untukmu. Kadang-kadang saya berpikir tentang apa yang ada di dalam otakmu, ah misteri.  

Butet. Mungkin saya lebay, selebay penjual kue bandung kotabaru saat mengoleskan mentega, selebay keju yang ada di dalam pukis kotabaru. Tapi kamu memang komplit istimewa seperti pukis dan kue bandung kotabaru. 

Butet. Aku benci sama kamu, gara-gara kamu saya harus berusaha makin keras supaya keren juga. Saya harus keren seperti Butet. Sesuai janji saya di twitter kemarin, saya akan ngetwit tentang menyiapkan sesaji untuk butet sampai hari terakhir 31 Hari Menulis. Ini sesaji untukmu malam ini. Pembangunan kuil sedang dalam proses perencanaan. Kitab suci sudah masuk percetakan. Butet, kamu terlalu a-we-so-me. Saya bete karena kamu terlalu a-we-so-me. 

6.08.2013

Sambat

Jadi, kemarin malam saya merasa diremas-remas otaknya. Bingung mau mengerjakan yang mana dulu, lalu tiba-tiba dapat pesan singkat yang menggelitiki otak yang sudah diremas. Otak saya jadi tertawa karena tersiksa.

Lalu saya lihat layar laptop dan mendapati sebuah fasilitas chat berlogo kotak hijau yang akhir-akhir ini sering iklan di tv. Teringatlah saya pada seorang teman yang bisa dijadikan tempat berkeluh kesah. Akhirnya, saya putuskan untuk memulai sebuah ritual 'sambat' yang dalam bahasa indonesia berarti mengeluh.  Bagi saya tidak baik sering-sering dilakukan, membuat hidup makin sulit saja. Namun, ya sudahlah sekali-kali dilakukan juga tidak apa-apa.

Inti dari kalimat pertama saya adalah, "saya pusing, tolong saya" ditambah dengan stiker guling-guling. Sayangnya, sampai tengah malam, saat otak sudah mulai santai teman saya itu tidak membalas juga. Ah, saya batal 'sambat' saja deh.

Tadi siang, ternyata teman saya membalas. "kamu kenapa?" dengan begitu terbukalah lagi kesempatan untuk berkeluh kesah. Mumpung ada kesempatan, saya segera bercerita kalau tugas takehome saya banyak, ada beberapa acara yang harus diurus dan lainnya. Saya sudah bercerita dengan semangat mengeluh yang tinggi seolah-olah saya ini lebih pusing dari SBY yang mengurus negara. Lalu ia, yang kebetulan adalah seorang mahasiswa jurusan sebelah bilang, "tugas takehome-ku juga banyak, ada 5 dari 8." Dari segi jumlah, ia tentu saja punya lebih banyak dari saya apalagi satu mata kuliah saya sudah bebas UAS. Namun, saya masih saja berkeras kalau saya ini orang paling sibuk dan pusing se-alam raya dan berkata, "Tapi ada tugas proposal, minimal 20 halaman," saya seolah tak mau kalah pusing. Ia membalas dengan rincian macam tugas dan minimal halaman yang harus ia tulis untuk setiap tugas yang ia miliki, lebih menyakitkan dari yang saya punya apalagi ada tugas makalah berbahasa inggris. Seketika saya hanya bisa terdiam dan membalas, "iya aku harus bersyukur, alhamdulillah." dan saya merasa gagal berkeluh kesah, saya gagal menjadi manusia yang tegar dan luar biasa. 

Saya jadi menyesal coba-coba 'sambat' yang tadinya saya bilang 'tidak apa sekali-kali'. Mengeluh kok coba-coba. Tapi setidaknya saya sadar, bahwa apapun pasti bisa diselesaikan kalau tidak mengeluh karena sebenarnya ada banyak sekali yang mungkin lebih susah hidupnya dari kita. Memang terdengar klise, tapi kalau belum membuktikan sendiri saya mungkin masih bebal dan tidak mau bersyukur. Namanya juga kenyataan, tidak bisa lah dipungkiri apalagi cuma disumpahi. 

Untuk mereka yang diserang takehome, tugas, dan pekerjaan lainnya, saya hanya bisa bilang, semangat ya! Ini adalah kata 'semangat ya!' yang sungguh-sungguh kok, bukan basa-basi. 

6.07.2013

Silaturahmi

Source: http://loyang28.blogspot.com/
Tadi siang saya lupa sedang membicarakan apa saat sedang mengerjakan tugas proposal kompaster. Oh iya, saya ingat. Karena sedang frustasi tidak tahu bagaimana cara mengerjakannya, kami terpikir untuk menemui dosennya saja, mas Wid. Kami berpikir pula tentang kemungkinan kami datang ke rumahnya lalu Yesa bilang, "Ho o, terus gowo martabak yo! (terus bawa martabak ya)"

Saya kemudian berpikir, kenapa martabak? Bertamu ke rumah orang lain sering kali diidentikan dengan membawa martabak. Datang ke rumah pacar juga biasanya disertai dengan, "nanti datengin aja rumah pacar sambil bawa martabak." Kenapa bertamu dan bersilaturahmi identik dengan martabak?

Saya jadi ingat, memang beberapa orang kalau bertamu ke rumah bawa martabak. Saya juga kadang-kadang kalau tidak tahu mau bawa oleh-oleh apa juga beli martabak. Benar juga makanya penjual-penjual martabak selalu ditemukan di setiap perjalanan ya. Jadi, martabak adalah simbol silaturahmi. Martabak adalah tali silaturahmi. Menyambung tali silaturahmi berarti membawa martabak. Ya bolehlah, terserah saya kan ya. Mungkin saja martabak itu singkatan dari, "Mari bertamu, Bapak" atau "Makanan ringan untuk tamu, Bapak."

6.06.2013

Tiket Promo

Beberapa bulan yang lalu saya pernah posting tentang orang-orang anonim yang mewarnai perjalanan. Hari ini saya menemui lagi seorang, tapi kini saya tanya siapa namanya.

Saya ingat, di sekitar pertengahan bulan Mei kemarin sebuah maskapai penerbangan yang rajin kirim email ke saya mengadakan sebuah promo. Kala itu promonya sangat menggiurkan bagi saya, Jakarta-Singapore seharga Rp 99.000,-. Saya hampir saja membeli kalau saja tidak ingat bahwa tidak punya teman perjalanan. Teman saya masih ragu untuk membelinya, tapi saya bilang, "udahlah, nggak rugi-rugi juga kalau nggak jadi berangkat." Meskipun saya akhirnya memutuskan untuk batal membeli, saya tetap saja menyesal. Kakak angkatan saya membeli salah satu tiket promo serupa, saya makin menyesal. 

Hari ini saya sudah tidak menyesal lagi. 

Pagi ini saya dan teman-teman hunting foto untuk pameran PPC. Kemudian saya melihat seorang bapak tua duduk sendirian bersama tas-tas lusuh besar. Saya seketika mendapat ide. Saya ingin sekali memfoto bapak itu, tapi saya pikir tidak sopan sekali foto sembarangan. Mencoba jujur pada diri sendiri, saya kemudian meminta ijin pada si bapak. Kalimat perijinan darinya kemudian disusul cerita panjang yang tak pernah saya kira sebelumnya.

Kematian adiknya membawanya pergi dari Kutoarjo ke Yogyakarta. Kedua anaknya yang tinggal di luar Jawa tak ada yang sanggup pulang menemaninya. Sebuah sawah ia gadaikan demi menemui adiknya untuk terakhir kalinya. Sudah jauh datang masa tidak membawa apa-apa katanya.Setelah delapan hari tinggal di Yogyakarta, ia merasa harus pulang ke rumah, ke Kutoarjo. "Kasihan yang dititipi rumah," katanya. 

Berangkat dari Bantul menuju stasiun ia membawa uang yang pas untuk membayar ongkos bis kota dan tiket kereta seharga yang ia beli saat berangkat. Tak dinyana, uang yang ia siapkan pas tanpa kelebihan sedikitpun itu tak dapat ditukar dengan selembar tiket pulang. Kurang Rp 10.000,-. "Saya bingung, apa harus pulang lagi ke Bantul minta sisanya untuk ongkos pulang, atau jalan kaki saja sampai Kutoarjo, tapi ya nggak kuat sembilan puluh kilo jalan ke sana," ucapnya pasrah sambil menepuk-nepuk tas berisi baju bekas yang ia bawa. 

Sepuluh ribu rupiah. Untuk membeli tiket seharga tiga puluh ribu rupiah, ia harus berpikir panjang. Karena selembar tiket itu seharga tiga puluh ribu rupiah ia berjalan jauh dari stasiun, kebingungan, tertidur di sudut perempatan.Karena sepuluh ribu rupiah, ia bisa saja berjalan kaki berpuluh kilometer. Sepuluh ribu rupiah, senilai yang saya habiskan untuk membeli makan siang kemarin. Sepuluh ribu rupiah, se-per-sepuluh dari nilai yang saya bilang, "nggak ada ruginya kalau nggak jadi berangkat." Se-per-sepuluhnya, pak Sumarno hanya butuh tiket Jogjakarta-Kutoarjo, tidak butuh Jakarta-Singapore. 

6.05.2013

Meleleh

Aku tahu, aku seharusnya memejamkan mata lebih cepat

Ketika cahaya itu meresap bersama titik-titik air yang jenuh 
Mereka meniupkan duri-duri yang menusuki putih dalam tubuh
Aku diserang.

Bentuk bergerak yang telah hilang dimakan bulan
Membuatku berjalan menuju sepi
Berpindah menyambut gelap 

Ketika terang berkunjung
Aku tahu, ada sungai mengalir di sana
Sungai yang membuatku meleleh
Mengalir bersama kabut asap yang menyerang

6.04.2013

Si Latin di Gang Kecil

Jadi, saya mau cerita tentang apa saja yang terjadi hari ini. Intinya hari ini adalah proposal Metode Penelitian Sosial (MPS). Tidak, saya tidak mengerjakannya seharian, saya hanya memikirkannya seharian.

Di pagi hari, niatan saya untuk datang tepat waktu di kuliah teori komunikasi yang terakhir gagal oleh mimpi aneh yang membuat saya merasa sudah bangun padahal belum. Alhasil saya datang menjelang kelas berakhir dan masih setengah mengantuk saat ada tugas menulis review tentang teori new media dan entah apa itu. Oh iya, di hari selasa, istilah selo-selone menungso (luang-luangnya manusia) tidak berlaku di semester dua ini. Ada empat mata kuliah di hari Selasa.

Setelah kuliah Sistem Sosial Politik Indonesia, saya pergi ke perpustakaan bersama Butet dan Faida. Niatnya mau melihat-lihat skripsi untuk gambaran proposal MPS. Tiba-tiba Tita datang dan bergabung. Setelah puas dan saya pusing melihat-lihat, kami kembali ke kampus lagi dengan perut lapar. Faida dan Butet memutuskan untuk segera masuk ke kelas Komunikasi Massa. Saya dan Tita langsung menuju kantin untuk makan siang, mengakhirkan masuk ke kelas. Dengan wajah ceria, kami menyanyikan lagu 'breakeven'-nya The Script. Kemudian ada yang lewat, "Wah, itu heart breaker-ku!" lalu saya melambai dan meneruskan bernyanyi. Soto kantin hari ini tidak terlalu asin, tapi kata Tita tetap saja asin.

Di kelas Komassa, saya kemudian mendapati bahwa tugas take home mulai menyerang sembarangan. Setelah dihitung-hitung ada empat tugas take home dan saya merasa pusing. Yang terakhir adalah kuliah Komunikasi Antar Manusia. Setelah beberapa minggu terakhir kuliah diisi dengan penampilan drama dari tiap kelompok, hari ini nilai individu dan kelompok diumumkan.  Kyaaaaa~ saya senang sekali karena kelompok saya ternyata memiliki nilai tertinggi dan menjadi kelompok terbaik :D Wah, nggak sia-sia saya mesra-mesraan sama Heri dan jadi istri muda teroris. Pemain terfavorit dimenangkan oleh Yesa dan Mella. Kemudian Mbak Mutia memberi kami cupcake :3

Selesai Komanus, niat saya sih mau langsung pulang dan mengerjakan MPS. Namun sayang, ajakan Butet kali ini menggoda. Ia mengajak pergi ke sebuah toko buku yang berisi buku-buku 2nd impor. Duh, saya harus apa lagi kalau nggak memilih ikut saja ke sebuah gang kecil di Sosrowijayan yang kanan dan kirinya terdapat hotel dan toko buku. Beberapa waktu lalu Butet membeli sebuah kamus italia-inggris di sana.

Saya sih hari ini tidak berniat membeli apapun. Satu dua buku yang saya taksir sudah semakin membuat saya, "yah kok.. tapi harganya..yah ini kayanya bagus tapi nggak bawa uang.." tapi hal itu sudah biasa terjadi dengan saya sampai kemudian entah apa yang membawa saya kepada sebuah rak. Di rak itu saya asal mengambil sebuah buku bersampul putih yang ternyata adalah kamus Latin-Iggris, Inggris-Latin. Kemudian saya, "Kyaaa~ butet ini kamus latin kyaaaaaa~" saya sebenarnya tidak terlalu paham juga kenapa saya harus heboh terhadap kamus Latin ini. Namun.. ini kamus bahasa Latin, Saudara. Ya tidak apa-apa, saya ingin punya saja. Mungkin akan menjadi kepuasan tersendiri ketika saya punya kamus Latin di rak buku. Sayangnya, saya tidak punya cukup uang untuk beli si Latin ini. Begitu pula Butet dan yang lainnya nampaknya tidak se-excited saya dan Butet ketika bertemu si Latin. Akhirnya, saya hanya bisa menyalahkan si Latin, kenapa saya harus menemukannya, saya kan ingin.  Setelah menyesal bertubi-tubi saya pun akhirnya pergi menuntun motor saya di gang kecil itu meninggalkan si Latin. Lain kali kalau saya sudah tidak pelit dan punya uang, saya akan kembali lagi menjemputmu ya..

6.03.2013

Sapu Ijuk

Pertama kali mendengar namanya, yang saya pikirkan adalah sapu ijuk. Saya juga tidak tahu kenapa. Namanya Ika Septia Asridiastuti. Dari sekian ratus orang bernama sama, ia kemudian dipanggil Ikas. Asalnya dari Magelang dan kalau bicara terdengar sangat Magelang. Ia cantik, pantas menjadi Putri Indonesia.

Saya ingat, kami pertama kali pergi berdua ke ayam geprek Mas Kobis. Tau kenapa? Karena kami sedang frustasi tidak berhasil mengobrol dengan mas-mas seksi yang kami incar. Dia heboh sekali mau makan ayam geprek cabe empat puluh walaupun pada kenyataanya, "Mas, cabe enam." Di lain kesempatan, kami menuliskan hal yang tidak-tidak tentang mas-mas seksi yang sama.

Ikas adalah benang penghubung yang akhirnya mendekatkan saya kepada Tita. Setidaknya begitulah kesimpulan kami tentang bagaimana ceritanya kami begitu dekat. Ikas, Tita, Sri. Sri, Tita, Ikas. Tita, Ikas, Sri. Selalu begitu. Kami hampir selalu berkaitan. Ikas adalah teman yang juga sering iri sama Tita. Jadi, kami adalah teman yang saling iri.

Tita - Ikas - Srinindita
Pada suatu hari Ikas sangat tidak menyukai sahabat saya, Ardy. Entah kenapa, saya juga nggak tau. Katanya sih karena dia bilang, "Ardy, dicariin Sri." terus Ardy-nya malah jawab, "Oh, Sri-nya mana?" kemudian dia merasa Ardy sangat 'atos' karena ternyata malah ditanggapi serius. Tapi Kas, kalo bukan begitu kenyataannya aku minta maaf karena aku juga nggak tau sebenernya kenapa dan gimana. Syukurlah, sekarang mereka sudah berdamai setelah saling memaafkan. Entahlah itu saling memaafkan atau gimana yang jelas Ikas sudah nggak marah sama Ardy. yay!


Ikas itu anak indie. Sudah tidak usah berdebat tentang definisi indie. Bagi saya Ikas indie pokoknya. Dia selalu melakukan yang menurut saya...yah gitu deh...udahlah kas mbok ya udah... atau kas kok kamu bisa mikir gitu... Yang jelas, menurut saya tindakan ikas itu selalu berasal dari dalam dirinya, memiliki sangat sedikit pengaruh dari orang lain. Pokoknya yang menurut dia membuat dia senang, ya sudah dilakukan. Ya begitu sih yang saya pikirkan tentang Ikas si artis Magelang.

Kadang-kadang dia merasa ditinggalkan. Pada kenyataannya, tidak. Yah memang begitu Ikas. Aku sayang kamu deh kas! Kyaaaaaa~ Kyaaaaaaa~ muah muah. Oh iya, saya pernah cium punggung Ikas, dan saya nggak tau bagaimana perasaannya.. Oh iya, silakan klik blognya ikas di sini.

6.02.2013

Lupa

aku lupa belajar
aku lupa main
aku lupa berdoa
aku lupa makan
aku lupa minum
aku lupa.

aku lupa mau apa
aku lupa mau begini
aku lupa harus apa?

Kapan aku lupa kamu?
aku lupa kenapa galau.

6.01.2013

Rahasia

Karena ini rahasia, maka aku tidak akan memberitahumu satu kata pun. Mereka bilang ini rahasia, jadi kau tak akan bisa mengetahuinya. Aku bilang ini rahasia dan aku akan terus diam menelan kata-kata. Kalau kau tetap bertanya aku tak akan menghiraukanmu karena ini rahasia. Memangnya kenapa kalau rahasia? Kalau ini rahasia maka aku harus diam menutup rapat apa yang kutahu karena ini rahasia.

Kau masih ingin tahu? Aku tetap tak ingin memberitahumu karena ini rahasia. Aku akan terus minum rahasia sampai semua kata tertelan dan kau tak akan menemukan apapun meskipun telah membedah perutku. Karena ini rahasia, semuanya telah tercerna dan tak akan bisa kau pilah dimanakah rahasia. Aku tahu kau ingin tahu rahasiaku, tapi ini rahasia. Sudahlah kau mau apa lagi? ini rahasia dan akan tetap menjadi rahasia.

Kau akan tahu jika aku sudah kenyang makan rahasia. Karena kenyang, aku muntah. Aku muntah kata-kata. Aku muntah rahasia. Sayangnya, aku tidak pernah kenyang makan rahasia, maka ini akan tetap menjadi rahasia. Kau tak akan tahu karena ini rahasia. Sudah menyerahlah. Ini hanya rahasia.

5.31.2013

Kasihan Kuda

Banyak yang berkampanye tentang pengurangan polusi udara. Semuanya untuk lingkungan dan kehidupan bumi yang lebih baik.

Saat saya sedang berjalan di antara kendaraan-kendaraan berasap di sekitar komplek candi Borobudur saya lihat beberapa delman turut mengantri. Saya sibuk menutup hidung berjalan cepat supaya tak terlalu lama menghirup karbon monoksida. Lalu, saya lihat kuda. 

Saya lihat kuda yang berwajah sedih. Mungkin ia lelah membawa manusia-manusia egois yang ingin menembus kerumun benda berasap itu. Mungkin ia lelah berdiri sedari tadi dipapar asap. Mungkin ia rindu kekasihnya yang sedang tidur di kandang. Atau, paku di kakinya hampir lepas? Kuda yang sedih.

Asap-asap kendaraan itu terus menyerang. Kuda-kuda itu tetap menunggu dengan sabar. Saya pikir, pasti kuda masa kini tak pernah sebesar kuda yang dipakai raja-raja masa lalu. Setelah itu, saya pikir kuda-kuda itu pasti tak akan hidup lebih lama. Adakah yang pernah tahu kuda terkena kanker? Saya pikir lagi, bisa saja kuda-kuda itu mengidap kanker karena menghirup karbon monoksida setiap hari dan terkena tetanus karena paku di kukunya menembus kulit. 

Apa kuda bisa kena kanker? Apa kuda bisa terinfeksi tetanus? Apa kuda bisa juling karena pakai kacamata? Apa kuda-kuda itu bahagia? Kasihan kuda masa kini. 

5.30.2013

Orang-Orang di Google

Ide pengklasifikasian ini tercetus ketika saya semakin sering mengetik nama orang lain di Google. Sebut saya kepo stalker atau semacamnya. Saya baru saja menganggap kepo atau stalker sebagai identitas ketika saya menemukan teman-teman yang secara terbuka mengaku bahwa keingintahuannya terhadap orang lain di dunia maya sama besarnya seperti apa yang saya miliki.

Saya sama sekali nggak bermaksud untuk mengkotak-kotakkan orang, namun pada kenyataanya saya bisa menemukan suatu klasifikasi tersendiri dari orang-orang yang beruntung pernah saya cari namanya di Google.

1. Orang yang biasa saja

Kalau kita mengetik nama orang macam ini, yang keluar pertama kali adalah profil facebook atau akun Twitternya. di halaman-halaman berikutnya hanya akan muncul link-link jejaring sosialnya yang bermacam-macam. Tidak ada yang menarik kecuali data diri yang terkadang mudah didapatkan jika orang itu cukup terbuka di dunia maya. Jejearing sosial yang dimilikinya pun biasanya sebatas yang wajar-wajar saja seperti Facebook, Twitter, dan blog.

2. Eksis dunia maya

Orang macam ini biasanya membuat penasaran ketika di dunia nyata, tapi biasanya malah kita tidak mendapatkan ciri-ciri orang yang kita harapkan. Orang-orang macam ini biasanya bisa bicara banyak di Twitter, blog, atau pun jejaring sosial lainnya. Jangan lupa, mereka punya segudang akun yang bahkan kita tidak tahu itu akun apa. Mereka biasanya adalah pendiam di dunia nyata yang menjadi sangat friendly di dunia maya. Ada beberapa orang di sekitar saya yang semacam ini, yang membuat saya kaget ketika bertemu aslinya karena ternyata orangnya pendiam dan pemalu.

3. Eksis Dunia Nyata dan Maya

Biasanya mengetik nama mereka karena penasaran seperti apa orang yang diperbincangkan oleh orang-orang sekitar. Untuk orang jenis ini jangan lupa mengecek formspring-nya. Biasanya mereka mendapatkan beragam pertanyaan dari yang penting sampai nggak penting. Kadang membuat kita berdecak heran karena pertanyaannya benar-benar kurang ajar. Oh iya, kita tidak perlu mengetik lengkap nama mereka karena biasanya google sudah meneruskannya sendiri. Kategori ini tidak mencakup artis-artis loh.

4. Anak Berprestasi

Tergantung orangnya masuk kategori apa dari tiga kategori di atas. Kalau sudah, tinggal tambahkan, namanya sering tertera di website-website lomba. Foto yang ditemukan adalah foto yang sedang pegang hadiah. Kadang-kadang kalau prestasinya nasional atau internasional, namanya bisa ditemukan di portal-portal berita online.

5. Eksis di Hati, Pikiran, dan Sanubari Orang-Orang Sekitar

Ini adalah kategori yang paling terakhir saya temukan. Orang-orang macam ini terkadang membuat saya terharu. Mereka yang ada di kategori ini adalah orang-orang yang sangat luar biasa dan mengesankan hingga meninggalkan kenangan tersendiri bagi teman-temannya. Nama mereka tak akan banyak ditemukan di formspring ataupun portal berita. Nama mereka akan banyak ditemukan di blog teman-temannya. Ia akan dituliskan bersama cerita-cerita pribadi yang mengesankan bagi setiap temannya. Orang macam ini, adalah orang-orang yang sangat perlu dikagumi setelah ritual kepo berakhir. Jangan pernah berhenti mengepo mereka karena siapa tahu kita suatu hari bisa juga memiliki kesan bersama mereka.

5.29.2013

Sarang Laba-Laba

Sarang laba-laba. Terjalin satu per satu, memilin-milin. 
Sarang Laba-laba, bening membuat pening.
Sarang Laba-Laba, menjerat putih bersama hitam.
Sarang laba-laba.

5.28.2013

Nyinyir

"Mbak foto yang dikumpulin foto apa ya?"

"terserah yang penting sesuai tema: *menyebut tema*"

"Oh jadi yang difoto itu harus *menyebut objek* dan *objek lainnya*"

"ya terserah yang penting sesuai tema"

"Duh mbaknya kok nggak mau kasih bocoran sih... itu keterangan foto maksudnya gimana ya?"

Menghela nafas dan membalas sms, "ya dikasih judul foto dan deskripsinya.."

"duh mbak deskripsi saya banyak.."

*karepmulah*

baru saja.

"mbak, di UGM ada acara XL yah?"

*ya mana ngerti -_-*

Kadang-kadang emang orang itu aneh-aneh ya. Ini adalah contoh sms salah satu peserta lomba foto yang sedang diadakan UKM yang saya ikuti, kebetulan saya jadi cp-nya dan sms mereka kadang ajaib-ajaib. Ini baru satu orang, lainnya masih ada yang macem-macem.. ada yang tiba-tiba curhat kuliah seharian sampai malam padahal cuma mau bilang kalau nggak bisa dateng ke tempat pendaftaran hari itu. Ada lagi yang nanya berkali-kali hal yang sama. Saya sering heran kenapa sih ada model orang-orang yang suka mempertanyakan hal nggak penting atau yang bisa dicari sendiri? Saya bukan nggak mau jawab, tapi mbok ya yang wajar aja to. Kadang-kadang smsnya biasa aja, tapi bikin emosi aja apalagi kalau tulisannya alay. tolonglah.

Maaf ya nyinyir :')

5.27.2013

Di Kebun Binatang

Pada suatu hari.. seorang anak perempuan sedang bingung.
Pada hari yang lain.. ia tetap bingung.

Ia menunggu dan menunggu
Ia menghitung bidang-bidang di bulu jerapah
Ia bergantung pada belalai gajah
terombang-ambing

Tiba masanya gajah lelah dan memberinya pada kangguru
Anak kangguru marah dan menendangnya pada mulut kudanil
Kuda nil sedang berjemur
Satu jam lagi ia masuk ke dalam air

Si anak perempuan bingung dan naik rusa .

5.26.2013

Karena Es Jeruk

Semalam, saya, butet, mbak nawang, mbak atika, mas bisma, faida, mas cahya, dan mbak nia berada di bawah hujan mendengar biksu dan bikhuni yang berdoa. Saya lihat butet terdiam di bawah payung hello kitty, saya entah melakukan apa di bawah payung besar bersama mbak nia, mbak nawang memotret beberapa hal, dan mas bisma berada di dalam jas hujan biru bersama tas besarnya.


Semuanya jadi jelek, semuanya kehujanan
Di bawah rintik hujan saya menjadi saksi bahwa prosesi ini sangat menenangkan, seharusnya, membawa sebuah kedamaian pada setiap manusia yang mendengar dan melihatnya. Saya dapat memahami apa yang hari ini sedang hangat-hangatnya dibicarakan di linimasa. Waisak menjadi objek wisata. Sesungguhnya saya pun dapat dikatakan sebagai salah satu turis yang digeneralisasi oleh mereka -di linimasa- sebagai pengganggu ritual. Saya dapat mendengar bagaimana seorang bikhuni berbicara dengan mikrofonnya di tengah-tengah doanya, "tolong jangan lewat situ" atau "tolong jangan naik ke altar", dan ucapan serupa. Saya sendiri tidak bisa membayangkan bagaimana kalau saya sedang sholat ied dan ada orang yang berisik banyak tingkah menonton saya. Tapi yang membuat saya begitu heran dengan orang-orang ini adalah ketika mereka ramai-ramai ber-huuu ketika diumumkan bahwa lampion tidak jadi diterbangkan hari itu karena hari hujan. Bagi saya, "kok mereka begitu sih? kok sangat penuntut sekali? kok tidak dapat memahami keadaan? kok egois."

Sebelumnya, saya berdesak-desakan di salah satu pintu masuk menuju Borobudur yang dijaga oleh polisi. Situasi yang sudah tidak bisa ditangisi, hanya bisa ditertawakan. Situasi yang terasa konyol mengingat tadi pagi saya sudah siap berangkat pukul tujuh sedangkan orang-orang yang menempel di bahu saya itu mungkin baru datang tadi ketika hari sudah gelap. Di situasi itu, saya pun tetap tak memiliki hak untuk memaksa polisi membuka gerbang. Mereka tak akan peduli kalau saya sudah berangkat sejak pagi, terlambat masuk karena harus menunggu pesanan bakmi yang tak kunjung datang, dan membeli segelas es jeruk kental seharga 8000 rupiah. Saya saja sudah merasa tak ada artinya untuk menyalahkan orang yang mungkin membuat situasi ini terjadi pada kami -tentu saja karena kekesalan saya sudah melebihi ubun-ubun. Namun, orang-orang itu berteriak minta dibukakan pintu, memaksa, dan mengeluh. Sah saja kok kalau mereka ingin melihat, tapi ya bukan begitu caranya.
Es Jeruk Fenomenal

Terlepas dari itu semua, saya bersyukur bahwa keyakinan kami untuk dapat masuk ke dalam terbayar. Setidaknya kami tidak mengamuk karena rencana matang yang telah kami idamkan sejak membuka mata di pagi hari gagal. Mungkin keadaan itu telah mengijinkan saya untuk membeli es jeruk yang mungkin terbuat dari sekilo jeruk yang harganya membuat kami terdiam bersama di sebuah warung bakmi yang katanya terkenal itu. Keyakinan yang saya tuliskan dalam buku catatan ketika orang-orang berubah air muka karena mendapat kabar bahwa semua pintu masuk Borobudur sudah tertutup setidaknya terwujud.
Bapaknya barusan bilang kalau udah nggak ada lagi pintu buat masuk ke candi. Jadi kita bangun pagi untuk makan bakmi? Akankah kita bertemu dengan biksu dan bikhuni? Makhya bilang dia sudah ada di dalam candi. Ah, tapi aku yakin kita pasti bisa menjadi saksi atas prosesi ini. 

5.24.2013

Nama Unik di Komunikasi

Saya sering sekali memperhatikan nama orang. Membaca daftar nama orang-orang yang diterima SNMPTN atau PSB SMA atau SMP adalah suatu kepuasan tersendiri. Kadang-kadang saya bisa menemukan nama-nama yang membuat saya, "duh, orangtuanya kok kepikiran sih?" bukan aneh, tapi bagus atau tidak biasa.

Di komunikasi, saya menemukan beberapa orang dengan nama unik bahkan tidak dapat dipercaya dan bisa masuk ke list on the spot mungkin. Di sini, saya tuliskan lima nama unik di komunikasi versi saya. Kelima nama unik ini hanya berasal dari nama-nama yang saya kenal saja. Tidak menutup kemungkinan kalau ada nama lebih unik yang saya belum kenal orangnya.

5. Izvestya Zidna Farkhati

Saya pertama kali kenal vesty saat ppsmb jurusan dan tentu saja sangat tidak paham dengan namanya. Saya sudah tidak paham, bukan lupa. Pertama kali lihat namanya di Facebook, saya pikir dia alay. Kedua kali melihat di kehidupan nyata, saya masih merasa asing dengan nama itu. Setelah beberapa kali melafalkan namanya, saya baru bisa membacanya dengan baik dan benar. Pernah pada suatu malam, saya harus membuat papan-papan nama untuk kelompok ppsmb dan saya yang sudah berhari-hari tidak tidur sama sekali tidak bisa mengingat namanya. Saya baru benar-benar ingat namanya setelah satu jam saya salah menuliskan namanya di papan nama. Lama-kelamaan saya baru paham kalau namanya bagus sekali, duh tapi susah sekali menghafalnya.

4. Gusti Arirang

Awalnya saya pikir mbak Gusti ini adalah penyuka k-pop fanatik yang sampai-sampai nama di social medianya seperti lagu nasional korea. Setelah sekian lama saya kemudian sadar bahwa itu nama asli. Sayangnya, saya belum pernah tanya kenapa namanya arirang.

3. Rarkyan Astungkara

Duh, ini adalah nama yang membuat saya, "Gilaaaaaa!! namanya bagus bangeeeeet!" seriuslah, saya suka sekali dengan namanya. Sebelumnya saya cuma tahu namanya mas Josh, tapi lama-lama saya tau nama aslinya Rarkyan Astungkara. Seharusnya panggilannya Rarkyan, tapi kenapa Josh? Karena... tanya sendirilah sama orangnya. Saya pernah tanya sama mas Josh tentang namanya dengan mata berbinar karena, aaaaaa namanya keren sekali. Astungkara adalah ungkapan rasa syukur dan Rarkyan berasal dari bahasa kawi. Duh, saya kok suka sekali sama namanya :')

2. Matahari Asysyakuur

Orang bernama Bintang, Bulan, atau Awan sih sudah biasa, tapi kalau Matahari kok rasanya jarang sekali dan saya baru kenal satu ini. Saya dan teman-teman sering tanya, "Mas, kamu waktu kecil dulu nggak sering sakit po?" karena kami pikir namanya berat sekali, sebesar matahari yang menyinari bumi dan membantu kehidupan manusia. Sesuai dengan pengakuannya, ia sering kali menemui orang-orang yang tidak mempercayai kebenaran namanya. Menurut saya sih, doa orangtuanya cukup terkabul karena mas Matahari itu seperti matahari yang hanya ada satu se-galaxy, sangat unik seperti namanya. Kalau tidak percaya silakan buka blognya saja di sini.

1. Muhammad Read Bismillah

Menurut saya, ini adalah nama yang paling membuat saya terkejut. Saya sih pertama tau namanya mas Bisma Hakim, sampai teman saya ngobrol sama dia untuk testimoni GC. "Siapa nih? namanya Read Bismillah? Seriusan?" dan teman saya bilang, "itu mas Bisma." Saya pikir dia menipu sampai teman saya bilang, "beneran aku baca sendiri SIM-nya." Kemudian saya terkejut dan, "Jadi, selama ini...namanya kok unik sekali..." Maka dari itu, mas Bisma menjadi orang dengan nama terunik di komunikasi versi saya.

Tolong Saya

Tolong saya. saya bingung saya harus pilih konsentrasi media atau strategis.
Tolong saya. Besok senin saya harus membuka portal akademik untuk membuat kartu rencana studi.
Tolong saya.Saya sama sekali tidak memiliki bagian yang lebih berat. saya mau dua-duanya. sungguh. setidaknya setengah dari media dan setengah dari strategis.
Tolong saya. Mungkin saya terjebak dalam ilusi mengenai kemampuan saya sendiri.
Tolong saya. Saya tidak tahu saya harus pergi kemana.
Tolong saya. Rancangan hidup saya saat baru masuk kuliah entah luntur di mana.
Tolong saya. Awalnya saya ingin masuk media, namun terjerumus pada hal-hal strategis.
Tolong saya. Strategis ternyata... memberi saya hadiah bagi salah satu rencana 'iseng-iseng berhadiah' yang saya buat dalam hidup.
Tolong saya. Media pun menggoda saya.
Tolong saya. Apa yang seharusnya saya tentukan.


5.23.2013

Pantai yang Kuno

Hari ini saya melarikan diri sebentar. Saat membuka mata tiba-tiba saya sudah mendapatkan setumpuk pesan singkat mengenai pekerjaan. Menit-menit kemudian saya merasa tidak tahu harus mengerjakan yang mana dulu. Kemudian eyang saya mengajak pergi ke Gunung Kidul, tapi saya pikir saya harus selesaikan semuanya. Ketika mobil sudah beranjak pergi menyusuri jalanan yang begitu panas dan saya sedang menyuap sepotong wortel ke mulut, saya berlari, kemudian, "stop! aku ikut ya!" Yang terjadi selanjutnya adalah saya pergi ke Gunung Kidul entah mau apa.

Eyang saya sebenarnya tidak tahu mau apa. Katanya hanya ingin nostalgia karena Gunung Kidul menyimpan sebagian kisah besar dalam hidupnya. Berhubung kami sedang membawa, sebut saja saudara, yang sedang liburan maka eyang saya memutuskan untuk pergi ke pantai Baron. Duh, saya merasa kuno sekali masih pergi ke pantai Baron saat kini sedang ngetren pantai-pantai baru berpasir putih di Gunung Kidul. Maklumlah, memang niat awalnya bukan ke pantai dan waktu sangat terbatas jadi kami putuskan ke Baron sebentar, sekadar menengok dan melihat. Saya juga penasaran apa masih ada yang pergi ke pantai Baron. Dan jawabannya adalah masih. Meskipun tidak banyaka karena memeang bukan hari libur, namun beberapa orang masih terlihat mandi di sana. Wah, saya nggak paham deh soalnya pasirnya kotor dan airnya coklat :( 

sebentar ya fotonya akan saya susulkan beberapa saat lagi :D 

5.22.2013

Senja


Senja. Saya pikir kini semakin banyak yang mencintai senja. Akhir-akhir ini saya sering melihat pemuja senja. Ada yang menganggapnya ketenangan. Ada yang menganggapnya sebagai sebuah pergantian cepat antara siang dan malam. Senja adalah istimewa. Bagi saya, senja sangat istimewa karena membuat saya berlari-lari untuk mencuri senja sebelum ia ditelan malam dan dihajar sinar rembulan. Senja itu selalu berubah, kadang ia indah, kadang ia muram. Beberapa kali ia merah jambu, di hari lain ia serupa lembayung. Senja selalu terlihat baik hati. Pecahan kaca yang tajam pun tak akan mengubahnya menjadi terlihat keji.

5.21.2013

Wacana

Tak ada yang lebih mudah dari berwacana. Wacana untuk membuat ini dan itu. Wacana untuk pergi ke sana dan ke mari. Teman-teman saya sering sekali berkata, "Jadi nggak nih? jangan cuma wacana loh..," pada setiap rencana tidak-tidak yang kami gulirkan.

Baru saja saya membuka draft di blog ini. Beberapa tulisan yang mungkin brilian, mungkin biasa saja, atau mungkin memuaskan diri sendiri ketika diposting hanya tersimpan sia-sia sebagai wacana. Wacana yang tidak dapat saya lanjutkan kata-katanya. Saya sudah luput dari ide-ide yang saya kaitkan  pada tulisan-tulisan itu. 

Ada begitu rupa wacana yang pernah terungkap dari mulut saya, tertanam dalam benak saya, dan terselip di pikiran saya. Kebohongan pada diri sendiri adalah hal terbesar yang saya rasakan ketika meninggalkan wacana-wacana itu di ujung waktu yang tak akan kembali. Wacana-wacana yang tertumpuk wacana-wacana baru. 

Malam ini, saya merasa diingatkan kembali oleh orang-orang terdekat saya. Mencatat, adalah hal yang sudah sejak lama saya sadari sebagai hal yang penting. Mencatat hal detil di sekeliling adalah salah satu cara untuk menuntun kepada inspirasi. Ide sekecil apapun juga perlu dicatat, saya pernah menyadari itu. "Soalnya ide itu nggak bisa muncul sebagus ide pertama," kata Ardy baru saja. Kesadaran saya seolah terhambur keluar, saya ingat saya pernah menyadari hal demikian. Namun, saya sering sekali luput melakukannya. Tita juga berkata hal serupa. 

Mencatat. Hal yang perlu saya mulai lagi hari ini. "Jangan pokil buat yang satu ini..," pesan Tita. Saya memang merasa perlu menuliskan hal-hal yang terjadi di dalam hidup saya, bagi saya kenangan akan hilang bila tidak ditulis. Sayangnya, saya lupa bahwa yang belum terjadi sangat perlu ditulis supaya kenyataan segera merekamnya.

5.20.2013

Ternyata Sulit

Tahun lalu, saya pergi ke karimun jawa (cerita seriusnya kapan-kapan saja ya..) lalu saya bersemangat untuk mengganti foto di jejaring sosial. Itu, foto-foto bawah laut. Foto-foto bersama karang yang indah. Namun sayang, ternyata menyelam tak semudah yang saya bayangkan.

Kalo ini sepupu saya. Dia jago sekali, bahkan bisa berbagai gaya seperti ini. Sedangkan saya sama sekali tidak menemukan foto saya yang merepresentasikan bawah laut. Sedih ya :( 



5.19.2013

Asik Sekali

Ketika kepalaku mendongak dan melihat langit
Angin berhembus seolah tak akan berhembus lagi esok hari

Di sana, di dekat kakiku mereka berteriak, "sri udah sri!!" "sri asik po?"
Kehebohan itu dimulai ketika saya tahu ternyata mobil mbak Lintang bisa dibuka atapnya
Mungkin, itu adalah tingkatan pertama untuk mendeskripsikan terbang.
Melaju kencang dan menghantam angin.

Saya senang melambaikan tangan ke rombongan mobil di belakang
Saya senang ketika saya berteriak, "Mau makan dimana e?" dan mereka kaget
Kaget dan mencari sumber suara.

Sampai akhirnya mbak Lintang bilang
"Sri udah sri! tak turunin loh kamu"
Tapi mobilmu keren sekali mbak, aku mau naik lagi.
Boleh ya?

5.18.2013

Besok lagi ya~

Hari ini Endah N Rhesa di Kridosono. Saya berniat menonton sayangnya tidak punya teman padahal itu acara SMA saya. Kemudian saya bertanya pada teman, dan dia menjawab, "Wah, aku nonton Mocca jee.." Oh iya, kemudian saya ingat kalau ternayata ada event yang ngundang Mocca malam ini, sayangnya saya juga nggak beli tiketnya. Saya pikir saya tidak punya teman.

Kemudian, saya dapat sms dari mbak sekar Bul, "Ada yang mau liputan konser GMCO? malem ini di TBY," sayangnya saya sedang di jalan menuju B21 dan terlambat menjawab sehingga mendapat jawaban, "Kalah cepet kamu :D" wah sedih sekali, padahal sebelum membalas sms saya dikasih tau, "wah lumayan lho liputan GMCO, bagus banget, ada Adie MS juga," apa boleh buat, saya terlambat sih.

Baiklah, kemudian saya pasrah. Saya akhirnya kumpul saja di Bul. Sampai maghrib dan saya kelaparan. Karena semua kelaparan, kami pergi mencari makanan. Tempat makan awal yang direncanakan ternyata sudah habis dan pegawainya bilang, "kalau besok pagi menu seperti biasa ada lagi.." andai lapar bisa ditunda. :') Kami butuh makanan yang tidak menunggu lama, maka kami pergi ke warung sate padang. Di warung sate padang ada seorang taruna akmil yang bawa pisau kemana-mana.Ya sudah. Nampaknya saya hanya diijinkan Tuhan makan sate padang dan nyinyir kepada taruna akmil itu saja malam ini.

---

Jadi, penyesalan saya di malam minggu sia-sia karena endah n rhesa dan mocca manggungnya hari minggu........ jadi, sedari tadi saya menyesali hal yang tiada ya... oh yaudah sih. jadi malu -___- pantesan nggak ada yang nanyain saya berangkat atau nggak. oh yaudah sih... padahal udah dijaiin posting #31HariMenulis segala lho. yaudah deh.. yaudah.. 

5.17.2013

Renyah

Aku bosan
Berputar-putar hingga lelah
Melihat mereka bercengkerama bagai gelombang tak beraturan

Ia mengaduk-aduk kuali berair coklat kuning
Gelembung-gelembung besar pecah
Melompat pada permukaan tanah
Bongkah-bongkah putih coklat
Terkulai kaku di atas jalinan bambu

Kulihat seorang anak tertawa di sana
Di hadapan jajaran kuali kecil
Di bawah payung warna-warni
Membeli serabi

Hari ini panas sekali
Lebih baik aku mencari tahu apa yang ada di bawah sana
Sebuah ember bercairan kental putih pekat
Aku mendekat dan menciumnya
Seketika, ia, si pengaduk kuali datang
Memasukan benda perak yang kemudian membawaku
Membawaku meluncur dan tercebur ke dalam cairan coklat kuning bergelembung
Ternyata di sini lebih panas.














Pada suatu sore di sebuah pasar, kami membeli sebungkus gorengan dan tertawa. Seekor lalat terbalut tepung renyah ikut terbeli. 

5.16.2013

Anak Rumahan

Dulu, saya ingin sekali kuliah di luar kota. Karena bosan dengan Jogja. Karena Jogja sempit sekali. Karena saya dan Jogja sudah tidak berjarak.

Dulu saya pernah ikut sebuah workshop dan katanya,  untuk membuat deskripsi yang baik, kita membutuhkan jarak. Semacam kalau kita lihat gambar kita perlu zoom out. Kalo zoom in nggak bakalan tau itu gambar apa. Dan begitulah yang saya pikirkan saat ingin kuliah di luar kota, biar bisa menghayati Jogja meskipun jarak yang dimaksud tadi tidak selalu jarak secara harafiah. Namun, ketika tiba masanya saya tidak dapat pergi dari jogja saya pasrah saja kemudian. 

Ketika awal-awal masuk kuliah saya ingin sekali jadi mahasiswa luar kota. Rasanya memulai petulangan baru pasti asik ya :') kalau tidak, ya maafkan, kan saya juga nggak tau. 

Satu hal yang paling terasa bedanya antara mahasiswa rumahan dan mahasiswa kosan. Mahasiswa rumahan seperti saya pasti sering ijin pulang karena dicariin ortu. Padahal, saya masih perlu ada di luar untuk menyelesaikan beberapa hal, tapi daripada nggak enak hati karena jarang di rumah jadilah saya pulang. Jadwal kuliah yang nggak pasti juga bikin acara kumpul dan lain-lainnya menjadi semakin larut. Tugas kelompok yang menumpuk juga bikin saya harus tetep stay di luar rumah. Kalau saya terusin dari pagi sampai malam, saya nggak enak hati juga. Jadi, kadang-kadang saya harus menyortir beberapa acara untuk menggantikannya dengan family time. 

Memangnya keluarga saya di rumah terus apa? nggak kok, malahan keluarga saya baru lengkap sehabis maghrib karena semua orang baru resmi pulang jam segitu. Sayangnya, banyak acara yang waktunya jam 7 malam dan seterusnya. Mungkin bagi yang ngekos, itu waktu yang sangat free, tapi bagi saya setor muka di rumah yang paling ngefek itu ya jam segitu meskipun saya sudah di rumah siang harinya. Orang tua saya sebenarnya santai saja kok kalau saya pulang malam, asal jelas dan akhir-akhir ini juga sudah memaklumi. Saya saja yang nggak enakan hati.

Bagian yang paling menyedihkan dari menyempatkan pulang ke rumah adalah semua orang meninggalkanmu pergi. Apalagi saat saya merasa saya harus ada di rumah karena beberapa hari ini lebih banyak di luar, tapi sampai di rumah, rumahnya gelap,semua orang pergi. Ya sudahlah. 

Katanya jadi anak kos itu kelebihannya bisa ngatur uang, bisa ngatur waktu, bisa ngatur hidup yang sesungguhnya, tapi jadi anak rumahan juga nggak jauh beda, yang paling susah gimana caranya ngatur waktu biar bisa dapet momen bareng keluarga dalam waktu yang berhimpitan dengan kegiatan sehari-hari. Semangat ya anak rumahan! Jangan bangga kalau nggak pulang dan nggak dicariin. 

5.15.2013

Teman Berlendir

Saya punya teman yang sangat istimewa. Begitu istimewanya, ia saya jadikan sebagai posting pertama #31harimenulis. Keistimewaanya membuat saya menulis posting semacam ini. Ia berambut lebat dan sangat panjang. Beberapa orang menyebut rambutnya sebagai 'hutan'. Akhir-akhir ini rambutnya dipotong dengan model masa kini. Ia menjadi cantik dan tidak hutan.

Jujur saja, saat pertama kali melihatnya saya tidak tertarik untuk mengenalnya lebih dalam. Ah, pasti orangnya begini begitu dan begini begitu, pikir saya. Namun, ternyata tidak. Kami secara tidak sengaja menjadi begitu dekat. Bahkan kami pun tidak pernah tahu kenapa menjadi sangat dekat. Mungkin memang berjodoh karena kadang-kadang kami memikirkan dan mengatakan hal yang sama persis. Mungkin kebetulan juga.

Hingga hari ini, hidup saya sangat dipengaruhi olehnya. Kalau tidak kenalan dengannya,mungkin saya tidak pulang jam delapan malam ini. Kalau tidak kenalan dengannya, mungkin saya tidak begitu bahagia di komunikasi. Kalau tidak kenalan dengannya, mungkin saya entah jadi mahasiswa macam apa walaupun sekarang juga masih mahasiswa-macam-apa. kalau tidak kenal dengannya, mungkin saya tidak bingung pilih konsentrasi media atau strategis.

Beberapa minggu ini saya memanggilnya wanita bekicot. Kenapa bekicot? karena sebelumnya sudah ada wanita ular. Hal lain yang memunculkan istilah bekicot salah satunya karena ia sering membuat iri. Kadang-kadang saya dan teman saya sering merinding seperti sedang melihat bekicot ketika ia menceritakan tentang beberapa hal. Oh, tapi kalau dipuji ia suka mengelak."Ah apa sih? biasa aja kali. kalian iri sebelah mana sih?" ujarnya seperti bekicot yang sedang sembunyi di dalam cangkang. Pujian adalah serangan,bekicot sembunyi jika ada serangan, ia mengelak bila dipuji. Ia wanita bekicot.



Namanya Alia Nur Fitra, panggilannya Tita. Jangan tanya kenapa karena ku tak tau~ Jangan panggil Fitra karena nama itu menyimpan masa kelam baginya. Semoga ia menjadi semakin keren.

Search This Blog