6.05.2015

Dari Progo

Saya tidak tahu bagaimana menyebut atau mengistilahkan Progo. Sebenarnya bisa sih, pusat alat rumah tangga? Supermarket yang menjual peralatan rumah tangga? Supermarket dengan foodcourt dan pusat peralatan rumah tangga? Bisa jadi. Terlalu panjang saja jika dijadikan judul.

Dari balik rak berisi gelas-gelas, ada kekhawatiran yang melayang-layang. Kekhawatiran yang sudah ada di luar kepala. Kekhawatiran yang sudah jadi semboyan hidup. Pecah berarti membeli. Ada suara-suara yang mendengungkan kalimat itu setiap kali rak-rak berisi benda pecah belah itu dilewati.

Ada seorang ibu yang sibuk memilih gelas mana yang akan ia beli. Selusin atau dua lusin? Yang tebal atau yang tipis? Kegamangannya diwakilkan oleh kesibukan petugas toko yang sibuk mengambil dus-dus gelas keinginan si Ibu.

Ada sepasang laki-laki dan perempuan muda yang melihat dari satu perangkat minum teh ke prangkat minum teh lainnya. Katanya, "yang ini lebih lucu," kepada perempuan. Entah siapa mereka. Mungkin saja sepasang kekasih. Mungkin saja pengantin baru. Bisa jadi kakak beradik yang disuruh ibunya. Bisa jadi hanya teman yang ingin membelikan teman lainnya.

Sendok-sendok sayur berbagai ukuran masih menggantung berjajar. Tidak terbayangkan betapa besar panci yang akan digunakan jika sendoknya sebesar itu. Ah, alat apa itu? Penjepit berbentuk aneh. Siapa kiranya yang akan menggunakannya.

No comments:

Post a Comment

Search This Blog