10.05.2012

Hidup Mahasiswa

6 Oktober 2012, 04.12

akhirnya setelah berminggu-minggu mencoba berhenti mengeluh, hari ini datang juga. hari ini keluhanku berhenti? oh, tidak. keluhanku berhasil menyeruak dari dalam otak, merembes melalui pori-pori kulit kepala bersama keringat yang terpancing udara panas malam ini.

Mahasiswa, apakah ini? kemarin saya tidur jam sembilan malam, mahasiswa? tidur jam sembilan malam? Dalam seminggu ini setidaknya saya sudah lima kali mengalah pada diri saya sendiri dan mengantarkan tubuh ke atas kasur dan menciumi bantal sampai pagi. aku memang bukan kupu-kupu alias kuliah-pulang-kuliah-pulang, tapi bukan juga mahasiswa aktif yang melakukan aktivitas berguna. membosankan

Waktu tidurku cukup, tapi bukan berarti tidurku berkualitas. Bagaimana bisa kalau sepanjang malam hanya bisa memimpikan tugas yang tidak terselesaikan dan kehidupan perkuliahan yang tidak kunjung aku cintai. Kampus, kehidupan kampus, menjadi semacam momok mengerikan bagiku. Ada yang salah.

Di akhir kelas 3 SMA aku kerap menyebut kalimat 'Aku ingin cepat lulus' di awal dunia perkuliahan aku sibuk melafalkan 'aku kangen sekolah lagi'. hidup memang kejam,saudara. Ada banyak kekejaman yang lebih kejam dari pemantaian massal di berbagai negara.

Tadi aku bangun jam 2 pagi,mau mengerjakan tugas. Alhasil, ide macet. apa yang harus dieksekusi? aku pengen sambat, aku pengen nangis. Aku nggak salah jurusan serius, aku nggak salah jurusan, secara akademik aku tidak mengeluh sama sekali. Ini adalah ilmu yang aku inginkan, sungguh dari hati yang terdalam. Hanya salah tempat, itu yang terjadi.

Sebenarnya, saat ini adalah pengulangan sistem sosial semasa SMA dulu. Beban sosial dibebankan kepada kami anak-anak ingusan. Sebuah proyek harus diselesaikan bersama sebagai wujud eksistensi, agar ingus kami mengering. aku mau protes? nggak kok, ini hal biasa. sangat biasa, ritme yang sama, aku pernah melewatinya. Ha! anak SMA aja dulu sudah pernah kok, sekarang sudah mahasiswa masih harus mengulang? oh itu saya saja ya? maaf.

kadang-kadang momen aku-kudu-piye sering terjadi. Momen dimana aku bingung harus melakukan apa sebagai mahasiswa yang baik dan benar. Ritme yang terulang seperti di atas berjalan bersama dengan individualisme yang selakyaknya memang harus ada. Itulah yang mebuat aku jungkir balik tak karuan merasakan sensasi sebagai mahasiswa baru yang ingin terjun ke mesin waktu Doraemon. Tapi mungkin minggu ini aku memanfaatkan individualisme yang wajib dijaga ini dengan tidur seenak hati di saat teman-teman yang lain bilang , "aku baru mulai ngamen" dan aku sedang baru-mulai-bobo-di-atas-kasur-empuk. Hidup ini pilihan kan?

Saat aku tidak sadar misuh-misuh sendiri aku juga harus segera sadar untuk bilang bahwa mereka bukan orang-orang yang sama. aku yang menyesuaikan, bukan aku yang memisuhi mereka. Saat aku bilang 'Bisa nggak,sih?' aku juga harus segera bilang, 'oh,maaf ini hal yang nggak semua orang pernah lakukan ya?' 

Jadi mahasiswa itu harus punya pilihan, harus bisa membela kepentingan bersama tapi bisa memikirkan kepentingan individumu dengan leluasa. Itu yang aku pikirkan sebagai mahasiswa baru yang ingin jadi siswa lagi saja kalau bisa. Jujur saja, aku sih memilih berproses untuk SNMPTN lagi, tapi apa boleh buat?

Kita harus berproses,bukan? tapi kadang-kadang ketika kita melakukan proses dan tau apa yang akan terjadi, proses itu akan menjadi begitu memuakkan. Kadang-kadang aku ingin memilih jadi polos agar bisa diberi motif-motif baru lagi. didoktrin lagi. maaf, tapi sulit. doktrin saya yang seelumnya membekas menembus kulit. mengerikan,kan?Jujur saja, saya sih ingin bebas dari doktrin apapun. Sungguh.

Ah, Hidup Mahasiswa Indonesia! Hidup Mahasiswa Sedih! Hidup Mahasiswa Baru! Hidup Mahasiswa yang Ingin Mengeluh! terserah, hidup ini harusnya punya kejutan. iya,kan?

No comments:

Post a Comment

Search This Blog