Dulu saya pernah ikut sebuah workshop dan katanya, untuk membuat deskripsi yang baik, kita membutuhkan jarak. Semacam kalau kita lihat gambar kita perlu zoom out. Kalo zoom in nggak bakalan tau itu gambar apa. Dan begitulah yang saya pikirkan saat ingin kuliah di luar kota, biar bisa menghayati Jogja meskipun jarak yang dimaksud tadi tidak selalu jarak secara harafiah. Namun, ketika tiba masanya saya tidak dapat pergi dari jogja saya pasrah saja kemudian.
Ketika awal-awal masuk kuliah saya ingin sekali jadi mahasiswa luar kota. Rasanya memulai petulangan baru pasti asik ya :') kalau tidak, ya maafkan, kan saya juga nggak tau.
Satu hal yang paling terasa bedanya antara mahasiswa rumahan dan mahasiswa kosan. Mahasiswa rumahan seperti saya pasti sering ijin pulang karena dicariin ortu. Padahal, saya masih perlu ada di luar untuk menyelesaikan beberapa hal, tapi daripada nggak enak hati karena jarang di rumah jadilah saya pulang. Jadwal kuliah yang nggak pasti juga bikin acara kumpul dan lain-lainnya menjadi semakin larut. Tugas kelompok yang menumpuk juga bikin saya harus tetep stay di luar rumah. Kalau saya terusin dari pagi sampai malam, saya nggak enak hati juga. Jadi, kadang-kadang saya harus menyortir beberapa acara untuk menggantikannya dengan family time.
Memangnya keluarga saya di rumah terus apa? nggak kok, malahan keluarga saya baru lengkap sehabis maghrib karena semua orang baru resmi pulang jam segitu. Sayangnya, banyak acara yang waktunya jam 7 malam dan seterusnya. Mungkin bagi yang ngekos, itu waktu yang sangat free, tapi bagi saya setor muka di rumah yang paling ngefek itu ya jam segitu meskipun saya sudah di rumah siang harinya. Orang tua saya sebenarnya santai saja kok kalau saya pulang malam, asal jelas dan akhir-akhir ini juga sudah memaklumi. Saya saja yang nggak enakan hati.
Bagian yang paling menyedihkan dari menyempatkan pulang ke rumah adalah semua orang meninggalkanmu pergi. Apalagi saat saya merasa saya harus ada di rumah karena beberapa hari ini lebih banyak di luar, tapi sampai di rumah, rumahnya gelap,semua orang pergi. Ya sudahlah.
Katanya jadi anak kos itu kelebihannya bisa ngatur uang, bisa ngatur waktu, bisa ngatur hidup yang sesungguhnya, tapi jadi anak rumahan juga nggak jauh beda, yang paling susah gimana caranya ngatur waktu biar bisa dapet momen bareng keluarga dalam waktu yang berhimpitan dengan kegiatan sehari-hari. Semangat ya anak rumahan! Jangan bangga kalau nggak pulang dan nggak dicariin.
anak kosan lebih merasa bersalah kalo nggak bisa pulang-pulang karena ada kegiatan, beruntungan kamu anak rumahan :"
ReplyDeletekalo pingin jadi anak kosan, coba deh magang ke luar kota minimal 3 bulan
ReplyDelete@ikas : ho o kas, dua-duanya sama aja sakjane mesti merasa lebih enak jadi posisi sebaliknya :"
ReplyDelete@mas mat: oke mas :D semoga besok dapat tempat magang di luar kota yang asik