Usut punya usut, Revul punya kebiasaan yang dapat mengacaukan cita rasa yamie semacam mie Pathuk. Ia menyiram seluruh kuah ke dalam mangkoknya dan mengaduk-aduknya. Itu bukan cara yang terhormat Revul, ingatlah! Kamu akan menyesal bila terus melakukannya. Yamie Pathuk harus diperlakukan dengan penuh cinta, dari adukan sumpit atau garpu yang penuh kasih itu, kenikmatannya akan tercampur. Kenikmatannya tidak akan hadir dengan kebrutalanmu. Ingat dan camkan itu baik-baik!
Kenikmatan Yamie Pathuk, bagi saya, ada di dalam sulur-sulur mie-nya. Jika dikunyah sambil terpejam, mie itu seolah berkomunikasi dengan otak. Ia menyampaikan kenikmatan yang tidak dapat digambarkan dengan apapun kecuali komunikasi yang intim di antara mie dan otak saya.
Lalu bagaimana caranya supaya itu bicara tentang kenikmatannya? Begini cara berkomunikasi dengan mie Pathuk cara saya, pindahkan beberapa sendok kuahnya ke atas mie, lalu aduk perlahan, gulung mie-nya, dan kunyah perlahan. Lakukan dengan khidmat. Mie itu sangat sakral, jangan diperlakukan dengan kasar, Jangan! Ingat Revul, coba besok ke Yamie Pathuk lagi, lalu lakukan langkah-langkah di atas, Bila tetap tidak enak, ya sudah memang selera kita yang berbeda.
xoxo
No comments:
Post a Comment