Pada intinya, saya akhirnya dikembalikan oleh Raro ke tempat saya semula bersama dengan Yuga. Karena Yuga tidak membawa kendaraan, akhirnya ia pulang ke kosannya bersama saya. Di tengah perjalanan pulang Yuga berbelok ke arah lain dari lokasi kosnya.
"ke mana?" tanya saya.
"Beli susu dulu ya," jawabnya
"Emang di sini ada yang jual susu?"
"Ada, susu kembang desa," ujarnya santai
"Hah? Apaan sih. Serius itu namanya?" mabok lagi nih si Yuga, omongannya emang sering ga bener, pikir saya.
"Hahaha nggak, itu bikin sendiri namanya, mbaknya yang jual sering pake celana gemes, gitu deh kaya kembang desa"
"what the f"
"liat aja sendiri nanti."
Dan benar saja.. ketika baru saja memarkir motor di depan gerobak susu itu, Yuga berkata, "bener ga?" dan saya hanya bisa tersenyum geli dan mengiyakan.
Kalau mbaknya disebut kembang desa, saya tidak bisa lebih dari setuju. Memang sih, hari ini si mbak tidak pakai celana gemes seperti kata Yuga, tapi ia sudah cukup cetar sebagai seorang penjual susu. Alisnya terlukis dengan rapi, seperti mbak-mbak beralis masa kini. Wajahnya mulus, rajin facial mungkin? Giginya berbehel biru muda. Sangatlah gaul dan cocok diberi predikat kembang desa.
Di perjalanan pulang Yuga menambahkan keterangan, "biasanya mbaknya muter lagu top 40, terus sambil nyanyi." Saya hanya bisa manggut-manggut, sambil berpikir kapan saya akan iseng mampir beli susu di mbak kembang desa.
No comments:
Post a Comment