Coba saya ingat-ingat saya harus membuat berapa pilihan hari ini. Saya sudah lupa. Terlalu banyak pilihan yang harus saya buat dalam sehari. Pun begitu seharusnya orang normal. Memilih bangun sekarang atau nanti, memilih masuk kuliah atau tidak, memilih mengisi presensi atau tidak, memilih duduk di mana, memilih makan apa, memilih pulang kapan, memilih naik apa, memilih pergi atau tidak. Bersama dengan itu pembuatan keputusan pasti akan datang. Itu artinya, saya pasti mengambil keputusan setiap hari, berpuluh kali. Pun manusia yang lainnya.
Sebuah kebiasaan yang tidak tersadari. Sebuah kebiasaan yang jika diminta sangat sulit melakukannya. Memilih. Membuat keputusan. Sulit.
Saya butuh banyak waktu untuk membuat keputusan. Saya sering sekali berubah pilihan. Saya bisa geser ke kanan ke kiri untuk memutuskan menggunakan toilet yang mana di kampus. Saya bisa bilang "cabe lima, eh enam, eh lima aja," pada penjual ayam geprek. Saya sangat lambat untuk memutuskan hal-hal besar, yang menyangkut diri saya sendiri. Saya sering menyesal setelah membuat keputusan.
Ceritanya saya sedang curhat. Hari ini banyak pilihan. Besok banyak pilihan. Kemarin banyak pilihan. Makanya, saya tidak suka pergi ke tempat makan yang banyak pilihan, bikin susah.
No comments:
Post a Comment