"Kereta Prameks tujuan Yogyakarta akan segera datang dari arah timur menuju jalur tiga," begitu kata-kata petugas peron yang terdengar di seluruh stasiun. Puluhan orang bergegas melompati jalur empat dan berjajar di belakang garis kuning menunggu dan bersiap untuk melompat ke atas kereta.
Saya dan Diah berjalan santai mengikuti orang-orang yang berkumpul di sepanjang garis kuning itu. Kami berdiri di sebelah seorang bapak berkumis yang menggendong tas besar di punggungnya.
"Prameks ini sampai mana ya berhentinya?" tanyanya tiba-tiba
"Stasiun Tugu aja pak"
"Oh, ga sampai purwokerto dan selanjutnya? Balik lagi gitu?"
"Iya pak"
Setelah menanyakan beberapa hal lagi, si Bapak kemudian bertanya lagi, "kuliah di mana?"
"UGM, pak"
"Jurusan apa?"
"Komunikasi"
"Ooooh"
"Kalau teknik elektro UGM itu bagus nggak sih?"
"Bagus kok, pak, favorit juga"
"Oh gitu ya, soalnya anak saya keterima di teknik elektro UGM"
"Oh bagus dong, pak, banyak saingannya juga pas masuk"
"Iya, anak saya itu keterima di teknik elektro UGM, teknik mesin UI, terus tambang dan minyak ITB. Eh, anak saya pilih ITB-nya aja"
".....ooh"
"Kalau liat anak-anak kaya kalian gini saya jadi ingat sama anak saya, kaya gini juga lah anak saya"
Kemudian kereta datang dan kami melompat ke atas kereta.
Bapaknya ini humblebrag abis. Anaknya kalo nggak pinter banget bisa dibilang apa ya itu..... tapi ya gitu... namanya juga orangtua yang sudah terlanjur bangga, mau gimana lagi :")
Halo mbak atau mas yang kuliah di ITB itu, mungkin kamu nggak sadar kalau ayahmu begitu bangga sama kamu. Sampai-sampai beliau bisa tiba-tiba inget kamu dan cerita tentang kamu ke orang asing seperti tadi siang. Disayang terus ya bapaknya, mbak dan mas :)
No comments:
Post a Comment