Setelah hampir sebulan yang lalu saya memandang langit dan melihat kembang api bermekaran, kini saatnya menuliskan hal-hal yang patut disyukuri di tahun 2013.
Buat saya, 2013 itu terlalu berlebihan. Kalau saya menganalogikan 2012 sebagai teh celup yang cepat menghitam, tahun 2013 adalah secangkir teh dengan gula yang lebih dari takaran. Meski begitu, tehnya enak jadi saya bahagia menghabiskan secangkir teh kemanisan itu.
Saya berhenti sejenak saat akan memulai paragraf ini dan mulai membuka catatan dan post blog selama 2013. Ternyata ada banyak sekali kejadian yang menurut saya terlalu singkat untuk hanya terjadi selama satu tahun. Saya terkesima dengan diri sendiri rasanya. Saya rasanya ingin merayakan keproduktifan saya di tahun 2013. Sungguh, ini adalah tahun terproduktif selama 19 tahun versi saya.
Di tahun 2013 saya juga membuat beberapa keputusan besar yang sedikit banyak mempengaruhi cara menjalani hidup hingga akhir tahun. Diawali dengan sebuah keputusan berkaitan dengan perasaan hati yang saya lakukan di bulan Maret. Keputusan itu juga sempat membuat heboh orang-orang yang membaca blog ini. Tulisan tentang itu tentu saja telah dihapus, tapi gosip yang beredar di bawah tanah tak akan pernah mampu saya hapus. Setelah dipikir-pikir mungkin saya hanya bosan dan ingin mencoba bereksperimen dengan kehidupan.
Keputusan lainnya adalah perihal konsentrasi di semester 3. Pada akhirnya saya pun mengambil konsentrasi strategis dengan pertimbangan... apa ya? jujur saja saya mengambil keputusan di luar kepala karena begitu jengah berbulan-bulan mempertimbangkan ini itu. Namun, bukan berarti saya main-main dalam merencanakan masa depan lho ya. Hanya saja ketika mengambil keputusan itu, saya sedang berada di puncak kejengahan atas perdebatan dalam diri sendiri. Di awal semester 3 saya pun sempat marah pada diri sendiri dan hal-hal yang mempengaruhi keputusan itu. Keputusan ini pun sedikit banyak menjadi jawaban atas mengapa saya menjadi lebih sinis, jahat, berpikiran buruk, dan lain-lainnya di tahun 2013.
Banyak hal membahagiakan di tahun 2013. Naik ke atas panggung Pinasthika, jadi finalis Caraka untuk kedua kali, jadi finalis video BNI, IP meningkat, lebaran serta liburan ke destinasi incaran, dan hal-hal tak terduga lain seperti datangnya 'idola' secara mendadak. Bertemu Banda Neira juga masuk dalam daftar kebahagiaan, lebih dari cinta yang terbalas. Banner besar memalukan saat ulang tahun adalah kebahagiaan lainnya. Stres-stres, pusing-pusing, nggak punya waktu, banyak pikiran, banyak kerjaan, dan nggak mampu memikirkan diri sendiri di beberapa sisi dapat dianggap sebagai kebahagiaan karena itu indikasi saya sedang melakukan sesuatu dan berat badan turun juga.
Ada juga hal-hal membahagiakan yang di lain sisi dapat dianggap sebagai peristiwa nelangsa. Teman dekat saya setahun terakhir yang jadian dengan lelaki impiannya misalnya. Duh saya sih senang banget, tapi saya tak munafik kalau setengahnya saya kehilangan juga. Bukan, saya bukan orang yang menjadikan punya pacar sebagai resolusi kok. Hanya saja.. naif saja kalau saya bilang saya ikhlas seratus persen ditinggal teman jadian, mungkin rasanya sama seperti diselingkuhi.
Tahun 2013 juga penuh duka. Sepanjang tahun ini saya banyak sekali pergi dari Jogja untuk menjenguk eyang saya di Semarang. Pada akhirnya, kunjungan-kunjungan saya dan keluarga harus berakhir karena eyang saya sudah dihilangkan sakitnya oleh Tuhan bersama dengan dirinya. Saat saya menjadi finalis Caraka 2012 saya tidak punya banyak waktu untuk mengunjungi eyang karena saya memutuskan pulang lebih pagi. Saat itu, saya bertekad untuk jadi finalis lagi tahun depan dan tinggal lebih lama. Sayangnya, saat saya jadi finalis di tahun 2013, sudah tidak ada lagi yangti yang menunggu saya untuk diajak makan siang di luar bersama. Saya tahu, saya tidak pernah dekat dan berusaha dekat dengan yangti saya, tapi ini malah menjadikan penyesalan luar biasa bagi saya. Satu bulan kemudian, eyang buyut saya di Kediri juga tiada.
Terlepas dari itu semua, dari duka yang terjadi, dari kisah cinta yang agak menyebalkan, dari segala yang membahagiakan yang terjadi di tahun 2013 saya hanya ingin bersyukur. Bersyukur telah disadarkan bahwa waktu tidak dapat diulang, bahwa proses adalah segalanya, bahwa berpikir positif adalah sebuah cara untuk mencapai tujuan. Saya bersyukur atas 2013 dan tak pernah menyesal meninggalkannya karena 2013 sudah memberi terlalu banyak untuk saya. Kini saatnya saya bekerjasama memaknai banyak hal untuk disyukuri dengan 2014.
No comments:
Post a Comment