Ada berbagai macam hal yang bisa mengindikasikan kalau kamu 'sudah besar', lebih spesifik lagi, 'Sudah-besar-yang-kebingungan-karena-sudah-besar'.
Ada sebuah masa ketika saya bisa menyebutkan keinginan saya di luar kepala. Ada pula sebuah masa dimana saya sudah lupa apa keinginan saya semenit yang lalu.
Tadi siang, seorang teman sedang tertawa memandangi gambar tangan yang tak lain adalah hasil permainan ramalan. Permainan ramalan semasa masih menjadi anak SD rajin, kini diulang ketika saya sudah berada pada usia yuk-cepetan-dosennya-bawel. Lalu dengan semangat mengenang masa lalu, saya minta diramal juga.
"Sebutin tiga gebetanmu!"
"duh.. aku nggak punya.. siapa ya"
dan akhirnya hanya diisi dengan 3 inisial nama yang lewat begitu saja di kepala.
"Mau punya anak berapa?"
"1,2,3"
"Besok kalo nikah honeymoon di mana?"
"hmmm... Raja Ampat, Labuan Bajo, sama... Kep. Galapagos"
"Kamu mau punya mobil apa?"
"Hmm apa ya..."
"Hmm apa ya..."
pun saya tidak tahu dan berakhir dengan petunjuk dari teman-teman saya.
"Besok kalo gede mau jadi apa?"
"Aku mau jadi apa?!?!"
saya yakin, sepuluh tahun yang lalu saya akan menjawab dengan sesuka hati tanpa beban, apa saja profesi yang ingin saya raih.
Saya akhirnya sadar sedang kebingungan karena ternyata sudah besar. Mau jadi apa? Ketika pilihan-pilihan sudah menyempit dan saya tidak tahu bagaimana menjawab tujuan serta keinginan hidup saya dengan frase-frase sederha. Sesederhana saya sepeuluh tahun yang lalu ketika menjawab "Kamu mau jadi apa?"
Tulisan yang disponsori oleh tugas komnikasi organisasi tentang kepeminpinan yang sayapun tak tahu kepemimpinan macam apa yang ingin saya tulis.
No comments:
Post a Comment