Saya melintasi tahun 2012 menuju 2013 di Semarang. Seolah mengingatkan saya akan rasa manis tahun 2012 yang disumbangkan oleh kesempatan untuk pergi ke Semarang karena mengikuti Caraka. Ingatan itu kemudian melahirkan pertanyaan, "apakah di tahun 2013 ini saya akan kembali lagi ke Semarang untuk hal yang sama?"
Sejak Caraka, akhir perjalanan saya di Semarang selalu diikuti oleh pertanyaan yang sama. Di perjalanan yang terakhir ini pertanyaan itu muncul dari Tita. Di perjalanan pulang menuju jogja, Tita mengirimkan pesannya sebelum handphone saya mati, "pertanyaan terakhir, jadinya mau komed apa komstra? harus udah milih besok februari lho, aku lupa ngasih tau, aku sama ikas komstra." Pertanyaan itu membangunkan saya yang sudah meredup seperti baterai handphone.
***
"Jadi, tahun ini kita harus bener-bener produktif sebelum berpisah sama Sri"
Ujar Tita begitu saja siang itu ditengah acara berteduh kami di sebuah tempat makan. Saya diam saja memandang piring macaroni 'n cheese yang hampir kosong. Siapa bilang waktu tidak dapat berhenti? saat itu waktu berhenti sejenak. Aku tidak sempat lagi memperhatikan ekpresi Ikas yang sedang menekuri catatan kecilnya. Kami memanfaatkan hari hujan itu untuk sedikit brainstorming dan menuliskannya di buku catatan kecil ikas. Saya sudah tau maksud perkataan itu, tapi tetap saja meminta penjelasan.
"kamu tu kayanya ambil media deh, Sri. vibe mu tuh media banget"
Pernyataan Tita selanjutnya. Disetujui Ikas dengan segera. Disangkal segera oleh saya. Saya tidak menolak untuk divonis sebagai anak media, tapi saya meminta jeda agar saya bisa memikirkannya lagi. Bisa jadi tafsiran mereka salah. Bisa jadi saya menemukan pencerahan baru. Bisa jadi.. Bisa jadi.. setengahnya karena saya tidak terima mereka sudah bersiap-siap untuk berpisah dengan saya.
heh kita kan nggak berpisah, mung rodo pisah. tep mroyek bareng dum!
ReplyDelete