Semesta di pojokan jalan, di depan K-24 Kotabaru. Masih sama, masih jualan kopi, tapi udah nggak jualan keripik pedes rasa daun jeruk.
Aku masih srinindita. Aku pergi ke semesta sama Sandra buat nulis testimoni.
Kemudian Myrna datang bersama temannya,mau ngerjain tugas. Wi-Fi trouble, jadilah mereka foto-foto.
Makanannya rasanya aneh. Selama ini aku cuma pesen kopi di sana dan aku baru sadar. Selama ini lidahku yang berharga dan sensitif ini nggak pernah peduli sama makanan Semesta. Jadi, selama ini ngobrol, les matematika, dll, di sini dan aku nggak pernah peduli sama rasa makanannya.Terus jadi inget kalo aku ternyata nggak pernah peduli sama Semesta, karena yang bikin semesta nyaman itu mereka ini.
Tiba-tiba diserang rasa kangen berlebihan yang dikombinasikan dengan ketidaknyamanan yang merayu. Jadi, apakah aku harus berhenti tumbuh dan tetap berada pada masa-masa menyenangkan penuh sukacita itu? Aku harus bisa melawan penyesalan dan ketidakberdayaan diri sendiri di masa ini,nampaknya.
No comments:
Post a Comment